Belajar Nondigital Solusi Saat Pandemi Covid-19

Najeela Shihab
Najeela Shihab
Gemapos.ID (Jakarta) - Pandemi Covid-19 yang belum mereda yang berdampak pada gangguan seluruh sektor di Indonesia. Salah satunya sektor pendidikan terdapat sekitar 45 juta siswa tidak dapat melakukan kegiatan belajarnya di sekolah. Solusi untuk belajar secara daring atau pembelajaran jarak jauh tdak efektif. Hal ini terjadi akibat hambatan akses pendidikan di beberapa daerah seperti jaringan internet, listrik, dan perangkat untuk melakukan belajar secara daring. Selain itu keterbatasan sumber daya manusia (SDM) menjadi permasalahan dalam menghadapi pembelajaran daring. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kompetensi informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT) guru di Indonesia tidak tersebar merata di seluruh wilayah. Bahkan, sejumlah guru memberikan soal-soal untuk mengajar para murid, tanpa melakukan pembelajaran daring. Sebagian siswa belum terbiasa untuk melakukan pembelajaran secara daring. Apalagi terdapat macam-macam karakteristik siswa di Indonesia. Hal ini membuat pegiat pendidikan dari jaringan Semua Murid Semua Guru (SMSG) mendukung paket belajar nondigital untuk peserta didik agar mencegah penurunan kemampuan belajar mereka di tengah pandemi ini. “Kita tahu learning loss di masa pandemi sudah tak bisa dihindari, namun yang bisa kita lakukan dengan sumber daya yang ada adalah mendorong paket belajar nondigital,” kata Koordinator Nasional Jaringan SMSG Ivan Ahda pada diskusi virtual yang dilaksanakan pada Rabu (27/1/2021). Paket belajar nondigital pun direncanakan akan berbentuk buku aktivitas atau menggunakan perangkat pendukung lainnya yang mampu membuar para peserta didik belajar lebih maksimal. Ivan meneruskan pegiat pendidikan akan memproduksi paket belajar tersebut dan langsung dapat menggunakannya untuk belajar bersama dengan peserta didik. Target program ini adalah anak-anak tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai tingkat sekolah dasar. Hal ini akibat anak-anak di dua tingkatan tersebut dinilai belum mempunyai kesadaran penuh untuk belajar sendiri. Pada Maret tahun lalu komunitas SMSG sudah berhasil menggalang dana sebesar Rp11,5 miliar dari Konser Musik #DiRumahAja bersama banyak musisi. Najeela Shihab, Pendiri SMSG menyatakan uang hasil galang dana tersebut dipakai secara bertahap untuk menyediakan 10.000 paket materi belajar bagi anak-anak marginal. Sambil menunggu program paket belajar nondigital terlaksana, terdapat solusi lainnya untuk memaksimalkan keefektivitasan proses belajar mengajar, yakni dengan melaksanakan metode Home Visit. Metode ini dilakukan dengan mengajar di rumah siswa dalam waktu tertentu. Jadi, materi dapat tersampaikan dengan baik karena materi pengajaran serta tugas dibimbing langsung oleh guru. Metode luring sempat disarankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Metode ini dilakukan untuk sekolah-sekolah yang berada di zona kuning atau hijau dengan menerapkan protokol kesehatan dan jadwal yang bergiliran untuk menghidari kerumunan. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu telah melakukan metode pembelajaran menggunakan radio. Hal ini menjadi solusi bagi orang tua siswa maupun siswanya sendiri yang tidak memiliki telepon pintar. Pembelajaran di lakukan setiap hari Rabu dengan sistem CERIBEL (Cerita Sambil Belajar) untuk tingkat PAUD, setiap hari Selasa untuk tingkat SD, dan setiap hari Sabtu untuk tingkat SMP. (m4)