LPPOM MUI Hadiri The 9th Halal Expo di Istanbul Expo Center

“Indonesia mendukung penuh sustainable trade dalam memajukan industri halal dan Indonesia sedang mengembangkan ekosistem menjadi Global Halal Hub,” kata Menko Perekonomian RI Airlangga Hartanto.
“Indonesia mendukung penuh sustainable trade dalam memajukan industri halal dan Indonesia sedang mengembangkan ekosistem menjadi Global Halal Hub,” kata Menko Perekonomian RI Airlangga Hartanto.

Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri Keuangan Turki, Nureddin Nebati membuka Organizing of Islamic Conference (OIC) The 9th Halal Expo di Istanbul Expo Center pada Kamis (24/11/2022). 

Kegiatam ini mengusung tema ‘For a Sustainable Trade: Explore All the Aspects of the Growing Global Halal Industry’.

“Indonesia mendukung penuh sustainable trade dalam memajukan industri halal dan Indonesia sedang mengembangkan ekosistem menjadi Global Halal Hub,” kata Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartanto.

The 9th Halal Expo juga dihadiri oleh Sekjen OKI, Wakil Perdana Menteri Uzbekistan Aziz Abdukhakimov, Dubes RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal, dan Kepala Badan Standardisasi Nasional Kukuh S. Achmad.

Selain itu Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono.

Tak ketinggalan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dan BP Tanjung Pinang. Jadi, sekitar 3.000 tamu VIP hadir di Istanbul Expo Center, 

Driving force industri halal dunia adalah pertumbuhan demografi dan pendapatan per kapita di kalangan Muslim yang meningkat. Namun demikian, situasi krisis energi dan krisis pangan yang terjadi saat ini, telah mengganggu rantai pasok global, termasuk industri halal. 

“Dalam situasi ini, Indonesia sebagai produsen bahan baku dapat menjadi penopang ekosistem perdagangan halal dunia yang berkelanjutan,” ujar Dubes RI untuk Turki, Dr. Lalu Muhamad Iqbal.

Sementara itu Paviliun Indonesia adalah salahsatu dari 38 peserta pameran yang tergabung dalam 12 stand besar dari Kementerian/Lembaga dan Dinas Perdagangan Provinsi/daerah

Tempat ini seluas 323 m2 yang memperkenalkan produk halal Indonesia antara lain tekstil, makanan halal, kosmetik halal, dan obat-obatan halal dunia.

Paviliun Indonesia juga menampilkan LPPOM MUI selaku Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) di Indonesia dam BP Tanjung Pinang sebagai kawasan industri yang mendukung industri halal. 

Booth LPPOM MUI dikunjungi oleh berbagai pelaku usaha dari negara-negara anggota OKI, Amerika dan Eropa.

Saat itu Lalu Muhammad Iqbal (Duta Besar Indonesia untuk Turki) dan Atalia Praratya (Ketua Tim Pengerak PKK Kota Bandung dan Istri Gubernur Jawa Barat).

Kemudian, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kukuh S Achmad, M.Sc dan Perwakilan BSN Doni Purnomo, dan praktisi halal Prof. Dr. Marco Tieman.

“LPPOM MUI dengan bangga berpartispasi dalam OIC Halal Expo untuk memfasilitasi berbagai pelaku usaha khususnya negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dalam sertifikasi halal,” tutur LPPOM MUI Operational Director, Sumunar Jati, MP.

LPPOM MUI menggunakan persyaratan sertifikasi halal HAS 23000 yang dikembangkan LPPOM MUI sejak 2012. Saat ini, HAS 23000 telah menjadi empat standar teratas yang digunakan oleh berbagai negara di seluruh dunia dalam proses sertifikasi halal. 

“Melalui HAS 23000, LPPOM MUI memberikan kontribusi dalam rangka mendukung berkembangnya perdagangan halal dunia yang berkelanjutan, dan LPPOM MUI siap melanjutkan kolaborasi dengan berbagai pihak di seluruh dunia,” ucap Sumunar Jati.

Sementara itu, Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Ankara, Rahmawati Alih mengemukalan tahun ini merupakan kali kedua KBRI Ankara mengkoordinir keikutsertaan dalam Halal Expo dan antusiasme dari pelaku usaha dan daerah terlihat meningkat. 

“Alhamdulillah, berkat kondisi pandemi yang sudah mulai membaik dan optimisme terhadap perkembangan industri halal global, Paviliun Indonesia dapat menampilkan lebih banyak eksibitor dengan produk yang lebih berkualitas dan beragam,” tuturmya. 

Pameran tahunan OIC Halal Expo diselenggarakan oleh Islamic Centre for Development of Trade (ICDT) dan the Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC).

Pameran ini diikuti oleh sekitar 500 professional buyers dari 96 negara dunia terutama negara-negara Timur Tengah, Eropa Barat, Eropa Tengah dan Kawasan Balkan. 

Pameran diperkirakan mengakomodir sekitar 5.280 pertemuan business to business dan menarik perhatian lebih dari 50.000 pengunjung.Tge 8th World Halal Summit menghadirkan 48 pembicara dari 16 negara dalam 11 sesi selama tiga hari hingga 26 November 2022. 

Konferensi ini menghadirkan para pembicara dari kalangan pemerintah, regulator halal, akademisi dan industri di dunia. 

Tema yang diangkat adalah standarisasi infrastruktur kualitas halal, peluang ekonomi baru dalam industri halal, pembiayaan halal, rantai pasok halal, dan makanan halal.'

Selain itu obat-obatan halal, teknologi quality assurance halal, industri pengemasan halal, dan keberlanjutan industri pariwisata halal. (adm)