Potensi Biomassa untuk Subtitusi Batubara
Sementara itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menginisiasi aksi korporasi melalui metode co-firing menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan 1% cofiring di PLTU di Indonesia, maka dibutuhkan biomassa sebanyak 17.470 ton per hari atau 5 juta ton wood pellet ton per tahun, ekuivalen dengan 738 ribu ton per tahun pellet sampah. "Kalau melihat sumber jumlah sampah tadi terbilang cukup, tinggal manajemen pengelolaannya lagi yang ditingkatkan," Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani, dalam FGD Co-firing PLTU Batubara di Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Jakarta, Selasa (25/2). Sripeni merinci saat ini terdapat tiga tipe PLTU yakni, 43 tipe PC (Pulverized Coal) dengan total kapasitas 15.620 MW membutuhkan campuran 5% biomassa atau setara 10.207,20 ton per hari, 38 tipe CFB (Circulating Fluidized Bed) total kapasitas 2.435 MW membutuhkan 5% biomassa atau setara 2.175,60 ton per hari. Sedangkan 23 tipe STOKER dengan kapasitas 220 MW menggunakan 100% biomassa atau setara 5.088 ton per hari. Pihak PLN sendiri telah mengujicobakan co-firing salah satunya di PLTU Jeranjang, Nusa Tenggara Barat melalui Indonesia Power. Sementara anak perusahaan PLN lainnya, Pembangkitan Jawa Bali (PJB) telah menguji co-firing di 5 lokasi, yakni di PLTU Paiton, PLTU Indramayu, PLTU Ketapang, PLTU Tenayan dan PLTU Rembang.(AAN)