Dudung Abdurachman Bantah Tudingan Gatot Nurmantyo

Dudung Abdurachman
Dudung Abdurachman
Gemapos,ID (Jakarta) - Panglima Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman membantah tudingan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo tentang dugaan penyusupan faham komunisme ke TNI. Hal ini ditandai dengan patung Menko KSAB Jenderal TNI AH Nasution, Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto, dan Komandan RPKAD Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo menghilang di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad, Jakarta. "Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012)," katanya pada Senin (27/9/2021). Ketiga patung tadi disebut Dudung Abdurachman diambil oleh penggagasnya yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang sudah meminta izin kepadanya sebagai Pangkostrad sekarang. Alasannya, AY Nasution merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. “Saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ujarnya. Dudung Abdurachman menampik pengambilan ketiga patung tadi sebagai sikap TNI melupakan peristiwa G30SPKI. Tuduhan ini dinilai salah. "Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," ucapnya. Dengan demikian, tudingan Gatot Nurmantyo bahwa TNI disusupi PKI gegara pengambilan ketiga patung tidak benar. Bahkan, tudingan ini dinilai keji. "Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad,” tuturnya. Dudung Abdurachman meminta Gatot Nurmantyo sebagai sesama Muslim melakukan tabayun. Jadi, dia tidak melakukan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa. Apalagi, foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 masih tersimpan secara baik di museum tersebut. “Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean," ucapnya, Sebelumnya, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyatakan bukti faham komunis masih terdapat di Indonesia terutama di TNI dapat dilihat dengan sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus) telah hilang sekaran. Di Makostrad terdapat bangunan berupa kantor Pangkostrad Soeharto sebagai tempat bagaimana mengatasi pemberontakan G30SPKI. “Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," ucapnya.