Komentar Pengamat Terkait Komunisme Kembali Masuk TNI

markas kostrad
markas kostrad
Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat militer dan intelejen Nuning Kertopati berpendapat tudingan faham komunis kembali masuk ke TNI dengan tiga patung petinggi TNI hilang di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad harus dibuktikan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Hal ini diharapkan tidak menjadi fitnah bagi TNI saat sekarang. “Apabila memang ada indikasi penyusupan atau bahkan penyebaran paham komunis di tubuh TNI silakan dilaporkan agar dapat diproses hukum,” katanya pada Senin (27/9/2021). Dengan demikian, informasi tadi tidak menimbulkan kegaduhan sebagai post truth. Saat ini sedang berkembang post truth dan peperangan asimetris. Post-truth adalah sebuah kondisi di mana fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibandingkan emosi dan keyakinan personal. Tiga strategi digunakan dalam perang asimetris. Perang asimetris memiliki strategi menggunakan non state aktor (perusahaan, organisasi media, bisnis, gerakan pembebasan rakyat, kelompok lobi, kelompok agama, badan-badan bantuan, dan aktor kekerasan non-negara seperti pasukan paramiliter). Kemudian, strategi pendadakan (strategic surprise), tidak terorganisir, dan mencari kemenangan dengan merontokkan atau menyusutkan kekuatan musuh. Hal ini dilakukan dengan tidak menghadapinya, Perang telah dilakukan melalui infrastruktur internet sebagai ancaman siber yang sudah terjadi di dunia. Hal ini dilakukan dengan peretasan ke infrastruktur kritis, pencurian data strategis, spionase dan propaganda di media sosial, radikalisasi di dunia maya, dan terorisme. Sebelumnya, Mantan Panglima TNI menyatakan sekarang komunisme masih terdapat di Indonesia. Walaupun, ini dibantah oleh berbagai pihak. Gatot Nurmantyo mengemukakan patung Menko KSAB Jenderal TNI AH Nasution, Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto, Komandan RPKAD Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo, dan tujuh pahlawan revolusi menghilang dari Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad, Jakarta. “Saya tadinya tidak percaya tapi saya utus seseorang yang tidak bisa saya sebutkan di sana dan memfoto ruangan itu dan dapatkan foto dari video itu yang terakhir sudah kosong," ucapnya. Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mengemukakan pembongkaran patung-patung tadi tidak berasal dari pihaknya. “Tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad," ujar Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana. Mantan Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution menemui Pangkostrad, Letjen Dudung Abdurachman pada Senin (30/8/2020). Pertemuan itu juga dihadiri Kaskostrad dan Irkostrad. "Yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut," ucap Haryanta.