Morgan Stanley Cabut Terkait Kasus Jiwasraya dan Asabri

stanley morgan
stanley morgan
Gemapos.ID (Jakarta) - Morgan Stanley Sekuritas Indonesia keluar dari pasar saham Indonesia diduga akibat penegakan kasus hukum di sini tidak sesuai harapannya seperti kasus Jiwasraya dan kasus Asabri. Hal ini bisa menjadi sinyal penegakan hukum harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak mengganggu perekonomian dan dunia usaha. "Perusahaan keuangan global cabut dari Indonesia akibat penegakan hukum di sini tidak dilakukan pemerintah secara tegas," kata Pengamat Hukum dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Suparji Ahmad pada Minggu (30/5/2021). Selain itu penegakan hukum juga mesti dilakukan dengan adil dan transparan. Sebelumnya, tiga perusahaan keuangan global telah hengkang dari Indonesia yaitu Merrill Lynch, Deutsche Bank Securities dan Nomura Sekuritas Indonesia. Ketiga perusahaan ini bergerak dalam bisnis jual-beli saham di Tanah Air. Pemerintah juga mesti memperhatikan aspek ekonomi supaya psikologis dunia usaha tidak terganggu. Sebelumnya, Morgan Stanley Sekuritas Indonesia mengumumkan penghentian kegiatan perantara perdagangan efek (PPE) di Indonesia. Langkah ini telah lebih dulu dilakulan Merrill Lynch Sekuritas Indonesia dan Citibank Indonesia. Kemudian, Deutsche Bank Sekuritas Indonesia dan Nomura Sekuritas Indonesia juga mengumumkan mengurangi bisnis jual beli saham di Indonesia. "Maka perlu jaminan penegakan hukum yang adil dan transparan untuk mengembalikan kepercayaan para investor untuk menanamkan modal di Indonesia," katanya. Walaupun demikian, Citibank Indonesia hanya mengumumkan Citigroup Inc hanya keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara termasuk Indonesia. Penyegaran strategi oleh Citi ini akan menciptakan peluang besar bagi kami untuk menawarkan nilai proposisi yang berbeda dan unik kepada para klien., "Kami memasuki fase baru pertumbuhan dan transformasi yang berfokus pada bisnis perbankan institusional," ujar Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia. Citigroup melayani 90% dari 20 perusahaan terbesar di Indonesia yang meraup dana sebesar US$10 miliar pada tahun lalu. Tidak akan ada perubahan langsung pada operasi kami di Indonesia dan tidak ada dampak langsung terhadap para karyawan kami setelah pengumuman ini. Jane Fraser, CEO Citi mengungkapkan bisnis consumer akan fokus di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) pada empat global wealth center. Jadi, perusahaan ini akan keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia. Perusahaan ini akan mengoperasikan waralaba perbankan konsumen kami di Asia dan EMEA hanya dari empat pusat kekayaan yaitu Singapura, Hong Kong, UEA, dan London. "Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," ucapnya.