Pariwisata Diperkirakan Merugi Akibat Virus Korona

wisnutama
wisnutama
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan jumlah kunjungan wisatawan asal China ke Indonesia diperkirakan turun akibat wabah virus korona. Namun, angka ini belum bisa dihitung secara pasti. “Tahun lalu terdapat 2 juta kunjungan wisman China ke Indonesia, yang menyumbangkan devisa sebesar US$2,8 miliar atau setara dengan Rp39,2 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dollar AS,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio di Jakarta belum lama ini. Wisman biasa melakukan booking (pemesanan) kunjungan ke Indonesia berlangsung Februari sampai Maret untuk liburan musim panas setiap tahun. Langkah ini memperoleh potongan harga tiket. “Jadi ini ngukurnya tidak sesederhana itu," ujarnya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah menyiapkan berbagai insentif guna menarik minat kunjungan wisawatan. Langkah ini diharapkan bisa mengurangi kerugian akibat penurunan angka kunjungan wisatawan. Selain itu dilakukan pembicaraan dengan maskapai penerbangan dan hotel untuk mengatasi penurunan jumlah wisatawan. Dari hal ini akan dicari solusi untuk mengatasinya. Sementara itu Bali Tourism Board (BTB) menyatakan potensi kehilangan pendapatan sebanyak Rp1 triliun per bulan akan dirasakan industri pariwisata di Bali mulai Maret 2020. Hal ini akibat penghentian penerbangan China ke Indonesia akibat pencegahan penyebaran virus korona ke daerah itu. “Angka Rp1 triliun dengan asumsi wisman China menghabiskan uang rata-rata Rp 10 juta selama berlibur di Bali,” ucap Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Ketua BTB. Sampai hari ini pemesanan sebanyak 10.000 kamar telah dilakukan oleh wisatawan dari China.  Wisatawan asal China menempati urutan kedua tingkat kunjungan tertinggi setelah Australia dengan menyumbang 18%-20% dari tingkat kunjungan. Dengan begitu industri pariwisata di Bali menjaga suasana kondusif bagi wisatawan dengan beberapa even besar. Apa saja even ini belum disebutkan secara rinci. (mam)