Mataram, 11 Februari 2020 – Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan
Suhanto mengimbau Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), operator, pelaku usaha, dan
seluruh pengguna tol laut agar semakin berperan dalam memaksimalkan pemanfaatan tol laut melalui
gerai maritim pada 2020.
“Pemanfaatan optimal tol laut/gerai maritim diharapkan dapat menjamin ketersediaan barang kebutuhan
pokok dan barang penting (bapokting) dan memangkas biaya distribusi sehingga menurunkan disparitas
harga di daerah terpencil, terluar, dan perbatasan; sekaligus tentu digunakan untuk mendorong ekspor,”
jelas Dirjen Suhanto saat membuka Rapat Koordinasi Gerai Maritim Pemanfaatan Tol Laut di Mataram,
Nusa Tenggara Barat, hari ini, Selasa (11/2).
Hadir sebagai narasumber dalam rakor tersebut yaitu Direktur Sarana Distribusi dan Logistik Kemendag,
perwakilan Direktorat Lalu Lintas Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, dan
perwakilan PT Telkom. Sedangkan, peserta rakor adalah kepala dinas atau perwakilannya yang
membidangi perdagangan di 67 kabupaten/kota dan 21 provinsi.
Hasil evaluasi menunjukkan, walaupun penurunan disparitas harga belum sepenuhnya tercapai, namun
kegiatan gerai maritim/tol laut ini telah mampu menjaga ketersediaan bapokting di wilayah terluar,
khususnya di Indonesia bagian timur. Dengan demikian, fluktuasi harga yang tinggi dan seringkali terjadi di
daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan dapat dihindari.
Dirjen Suhanto mengungkapkan, berdasarkan laporan evaluasi dari daerah, pelaksanaan tol laut
dihadapkan pada beberapa tantangan, antara lain rute kapal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan Kementerian Perhubungan, terbatasnya peralatan bongkar muat dan tenaga kerja di
pelabuhan, serta masih terjadi ketidaksesuaian jenis barang yang diangkut dengan ketentuan yang
berlaku.
Namun demikian, Suhanto optimistis bahwa optimalisasi pemanfaatan tol laut dapat menurunkan
disparitas harga. Dinas Perdagangan setempat melaporkan, pada 2019 rata-rata harga bapokting di
beberapa daerah mengalami penurunan harga jika dibandingkan dengan harga barang yang diangkut
melalui kapal swasta.
Penurunan paling tinggi dicapai untuk komoditas telur ayam (37,78 persen) dan ayam beku (33,33 persen)
di Kabupaten Fakfak; tepung terigu (31,67 persen) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar; minyak goreng
(23,08 persen) di Kabupaten Sabu Raijua; gula (20,00 persen) di Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten
Asmat, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Wakatobi; Semen (19,44 persen) di Kabupaten
Mamberamo Raya dan Beras (16,67 persen) di Kabupaten Alor.
“Pemangku kepentingan tol laut/gerai maritim diharapkan terus bekerja sama membenahi dan
menjalankan aktivitas perdagangan di tol laut agar tujuan program tol laut dapat tercapai,” tegas
Suhanto.(AAN)