Menteri Teten Ingin PLUT Terintegrasi Dengan LLP Smesco
Teten juga mengingatkan, bagi PLUT-KUMKM di daerah, untuk bisa membangun sentra produksi, sehingga mudah untuk konsolidasi di lembaga terkait dalam mengurus perizinan, legalitas serta akses pembiayaan. "Bahkan kalau perlu kerja sama dengan konsultan manajemen mall misalnya. Jangan sampai kayak yang sekarang di Smesco, besar tapi banyak yang kosong. Sayang, masa listrik negara yang bayar. Fungsi mall itu kan harus menarik, showcase produk, sebagai rekreasi dan tempat kulineran," imbaunya. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM Victoria br Simanungkalit menambahkan, sangat memungkinkan sekali PLUT bersama diintegrasikan dengan Smesco. Saat ini, Smesco ditargetkan tak hanya jadi galeri saja, tapi center of execellent, pendampingan, konsultasi dan trading house. "PLUT Sukoharjo ini misalnya, bisa mengkurasi produk yang bisa masuk kategori ekspor. Produk UMKM dikurasi secara berjenjang dimulai dari PLUT. Karena kementerian kan tidak bisa selalu mendampingi UMKM," imbuhnya. Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM Kabupaten Sukoharjo Sri Harti Ati Ningsih menuturkan, PLUT Mandiri Sukoharjo sudah berdiri sejak 2018. Saat ini terdapat 210 UMKM dan 28 koperasi dari 12 kecamatan yang tergabung di dalamnya. PLUT Sukoharjo melakukan pendampingan mulai dari legalitas, pembukuan, bimtek UMKM olahan makanan maupun fesyen, hingga pelayanan packging. "Yang terbaru kami latih juga terkait dunia digital, marketing online, perencanaan bisnis dan masih banyak lagi sesuai perkembangan zaman," sebutnya. PLUT Sukoharjo juga telah bekerja sama dengan berbagai mitra di antaranya Jamkrida, BPJS Tenagakerjaan (TK), Jasindo dan Pegadaian. Pihaknya juga sukses membangun 10 klaster sesuai kategori usahanya. Beberapa di antaranya klaster makanan sebanyak 120 UMKM, klaster mebel 25 UMKM, klaster batik 32 UMKM, klaster jamu 40 UMKM, klaster pertanian dan perkebunan 20 UMKM, klaster peternakan dan klaster tenun masing 20 UMKM.(AAN)