Saksi Mati Kongres Pemuda

Screenshot_20201028-150048
Screenshot_20201028-150048
Gemapos.ID (Jakarta) - Sebuah rumah berlokasi di Jalan Kramat Raya nomor 106, Jakarta, menjadi saksi Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 yang ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda. Sie Kong Lian, pemilik rumah tersebut merupakan warga pribumi keturunan Tionghoa. "Bangga pasti, bahwa rumah engkong saya jadi museum," kata Yanti Sielman, Cucu Sie Kong Lian. Pada mulanya, gedung itu dibeli sebagai dan digunakan sebagai tempat kos anak STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen). STOVIA sendiri merupakan sekolah untuk pendidikan kedokteran warga pribumi pada zaman Hindia Belanda. Selain itu, kurang lebih pada 1920 terdapat plang bertuliskan 'Langen Siswo' pada depan rumah tersebut. Langen siswo. merupakan sebuah ekstrakulikuler perkumpulan Jong Java. Namun, seiring berjalannya waktu, para pemuda dari berbagai penjuru Nusantara pun bergabung seperti Ambon dan Maluku. Beberapa tokoh juta pernah tinggal di rumah itu seperti Muhammad Yamin, Soegondo jojopoespito, dan tokoh Partai Komunis Indonesia Amir Syarifuddin. Dari perkumpulan ini tercetus pemikiran-pemikiran masa depan bangsa, seperti bagaimana agar Indonesia bisa melepaskan diri dari cengkeraman penjajah pada saat itu. Namun hal ini bukanlah perkara kecil, mereka harus beradu pintar dengan para intel penjajah yang tidak ingin Indonesia merdeka. "Mereka mencoba menjaga jarak, agar tidak mengundang (kecurigaan intel). Kata salah satu ahli sejarah di musium tersebut. Dalam Kongres Pemuda II terdapat tiga sidang. Dari ketiga sidang ini sidang terakhir yang tercetus ikrar Sumpah Pemuda. Ikrar ini merupakan hasil lanjutan dari Kongres Pemuda I, namun masih ada hal yang dinilai kurang dan menjadi perdebatan. Mohammad Yamin sebagai pencetus ikrar menuliskan 'menjunjung bahasa melayu sebagai bahasa persatuan'. Namun, Mohammad Tabrani sebagai ketua kongres kurang setuju. "Karena, jika tumpah darahnya sudah tumpah darah indonesia, berbangsanya berbangsa Indonesia, mengapa tidak sekalian bahasanya bahasa indonesia," ujarnya. (bbc/aan)