Perjalanan KA Jakarta-Merak Akan Didorong Hanya Dua Jam

rangkasbitung
rangkasbitung
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berkomitmen akan menghemat waktu tempuh perjalanan kereta api lintas Jakarta-Merak dari tiga sampai empat jam menjadi dua jam. Hal ini disampaikannya pada saat menninjau sejumlah Infrastruktur Perekeretaapian di Provinsi Banten, akhir pekan lalu. “Kita akan meningkatkan kecepatan yang dari Rangkasbitung ke Merak melalui Serang . Dari yang saat ini hanya 40 km/jam, akan kita perbaiki konstruksinya dan akan kita naikkan menjadi 70 km/jam,” katanya. Untuk mewujudkan hal itu, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian telah memulai proyek Peningkatan Jalur KA Lintas Rangkasbitung-Serang-Merak. Hal ini berupa penggantian rel 42 ke standar 54. Dengan penggantian rel tadi maka kecepatan kereta yang tadinya 40 km/jam dapat ditingkatkan menjadi 70 km/jam. Selain itu keselamatan perjalanan kereta akan meningkat, karena perjalanan kereta akan menjadi lebih stabil. Pada kessempatan tersebut Budi juga mengunjungi Reaktivasi atau pengaktifan kembali jalur KA Rangkasbitung-Labuan sepanjang 10 km. Langkah ini akan meningkatkan konektvitas transportasi di Provinsi Banten, serta meningkatkan penggunaan angkutan massal khususnya Kereta Api. “Tahap awal ke Pandeglang sepanjang 15 km, akhir tahun ini selesai. Tahun 2021 mulai lagi yang ke arah Labuan, targetnya 3 tahun selesai,” jelasnya, Menyoal penertiban lahan, papar Budi, hal ini sudah di data dan tidak akan ada ganti rugi, karena ini adalah aset negara. “kita berikan semacam tanda kasih (penggantian yang besarannya ditentukan konsultan Kantor Jasa Penilai Publik). Saat ini sudah berjalan,” tukasnya. Pemerintah juga akan memodernisasi stasiun Tenjo dengan membangun Transit Oriented Development (TOD). Langkah ini akan melibatkan pemerintah setempat yang akan dapat menunjang masyarakat bisa bergerak cepat dari tempat tinggal ke tempat bekerja. “Saya imbau Pemda untuk membangun TOD di stasiun-stasiun yang berisi hunian, perkantoran, restoran, pusat perekenomian. Idealnya radius TOD 1 km,” tuturnya, Stasiun Tejo terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Tangerang. Lokasi ini dapat menjadi simpul transportasi yang akan meningkatkan jumlah bangkitan kendaraan akibat pengembangan berbagai kawasan di sekitarnya. Keberadaan perlintasan sebidang pada ruang pemberhentian kereta di Stasiun Tenjo juga perlu penanganan khusus. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mendukung pengembangan Stasiun Tenjo dan mengusulkan pembangunan underpass pada perlintasan sebidang. “Saat ini Stasiun Tenjo belum maksimal, oleh karenanya kita akan membangun stasiun ini sama besarnya dengan Maja,” paparnya. Kemenhub juga akan membangun fly over di Tenjo, karena perlintasan sebidang di sana berbahaya. Hal itu dipicu oleh headway kereta api setiap 5 menit. Pada saat peninjauan Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, dan Direktur Operasi PT KAI Apriyono. (mam)