Soal Jenderal Mencla-mencle, Pakar: Itu Kepentingan Jangka Pendek

Pengamat politik, Hendri Satrio saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Rabu (7/2/2024). (Foto: gemapos)
Pengamat politik, Hendri Satrio saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Rabu (7/2/2024). (Foto: gemapos)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio menilai pernyataan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo terkait jenderal yang mencla-mencle, bertujuan menceritakan situasi yang terjadi. Menurutnya itu merupakan kepentingan jangka pendek dari para purnawirawan Jenderal tersebut.

Awalnya Hendri menyampaikan Ganjar hanya menceritakan apa yang sedang terjadi. Dia menyebut masyarakat akan memahami maksud yang ingin disampaikan oleh capres dari PDIP itu.

"Ya itu kan Ganjar hanya menceritakan kenyataan. Dan saya yakin masyrakat memahami apa yang dikatakan Ganjar," ucap Hendri saat ditemui oleh Gemapos, di Jakarta Timur, Rabu (7/2/2024).

Hendri menilai hal tersebut tidak membutuhkan penjelasan yang berlebihan soal Jenderal yang dinilai tak mencerminkan konsistensi atas sikapnya. Dia menekankan itu hanya menceritakan apa yang terjadi.

"Saya kira pernyataan tersebut tidak perlu dijelaskan dengan luar biasa. Karena dia hanya menceritakan bahwa situasinya memang seperti itu," tuturnya.

Hendri kemudian menyebut hal tersebut biasa dalam politik. Dimana sikap para jenderal tersebut berkaitan dengan kepentingan politik jangka pendek. Dirinya kemudian menyebut nama-nama jenderal yang dimaksud oleh Ganjar itu.

"Saya kira hal itu dipahami semua orang, bahwa ada kepentingan jangka pendek antara mereka itu. Maksudnya, wiranto, Agum, dan pak Luhut," pungkasnya.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyinggung sikap beberapa purnawirawan jenderal yang disebut mencla-mencle. Menurut ganjar itu tidak dapat dijadikan panutan.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ganjar saat menghadiri deklarasi dukungan PP Polri, di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Rabu (7/2/2024).

Mulanya, Ganjar menyampaikan pesan orang tuanya untuk tetap disiplin dan konsisten bertahan pada satu pilihan.

"Orang tua saya mengajarkan, 'kamu biasakan diri disiplin sebagai anak militer, anak polisi'. Biasakan satu pikiran perkataan dan perbuatan. Jangan jadi orang yang mencla mencle. Itu almarhum orang tua saya mengajarkan," kata Ganjar dalam sambutannya.

Dirinya kemudian mengatakan sebagai anak bangsa, harus selalu mengingat sejarah. Ganjar menuturkan dirinya diajarkan untuk menjadi patriot sejati.

"Saya bukan anak pemberontak. Saya anak patriot republik ini. Catatan pertama yang ingin saya sampaikan, sekali lagi konsistensi. Ketika kemudian republik ini berjalan, sejarah demi sejarah kita lalui," ujar Ganjar.

Ganjar kemudian membeberkan sejumlah catatan dalam dua pemilu terakhir. Ganjar menyebut ada jenderal yang tidak konsisten.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu kemudian menyoroti pada Pemilu 2019, ada tokoh jenderal yang mengatakan untuk tidak memilih calon tertentu karena latar belakangnya. Sedangkan, kata Ganjar, saat ini jenderal tersebut berada di kubu calon tersebut.

"Dua pemilu lalu, jenderal bintang 4 mengatakan 'dia saya yang mecat', begitu katanya. Satu dalam diskusi kecil disampaikan, 'bagaimana orang memilih itu, catatan sejarahnya begini psikologinya begini dan dipecat'. Itu mereka menyampaikan," jelasnya.

"Bahkan satu lagi mengatakan, 'hei pensiunan TNI, anda bodoh kalau milih orang yang kita pecat'. Dan tiga-tiganya orang yang ngomong itu sekarang berada pada kubu di sana," sambung dia.

Ganjar mengungkapkan jenderal-jenderal yang dimaksudnya. Diantaranya, Jenderal (purn) Wiranto, Jenderal (purn) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Jenderal (purn) Agum Gumelar.

"Ada Pak Wiranto, ada Pak Agum, terakhir Pak Luhut kalau tidak salah menyampaikan dukungannya dan beliau-beliau ada rekamannya menyampaikan itu," ungkapnya. (ns)