BRIN - IPERINDO Bangun Kapal Mini LNG Berproduktivitas Tinggi

Kerjasama oleh Kepala PRTH-OREM BRIN Widjo Kongko dengan  Ketua Umum IPERINDO, Anita Puji Utami di kantor PRTH-OREM BRIN Surabaya pada Kamis (1/2). (foto:gemapos/BRIN)
Kerjasama oleh Kepala PRTH-OREM BRIN Widjo Kongko dengan Ketua Umum IPERINDO, Anita Puji Utami di kantor PRTH-OREM BRIN Surabaya pada Kamis (1/2). (foto:gemapos/BRIN)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (PRTH-OREM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Institusi Perkapalan dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) melakukan riset Build Strategy pembangunan kapal Mini Liquid Natural Gas (LNG) dengan metode product oriented work breakdown structure (PWBS).

Hal ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama oleh Kepala PRTH-OREM BRIN Widjo Kongko dengan  Ketua Umum IPERINDO, Anita Puji Utami di kantor PRTH-OREM BRIN Surabaya pada Kamis (1/2). 

Kepala PRTH-OREM BRIN, Widjo Kongko, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerjasama ini melibatkan berbagai pihak mulai dari periset BRIN, industri, asosiasi galangan kapal, serta perguruan tinggi.

Kerjasama produk riset dilakukan sampai proses produksi akan mendukung tugas BRIN  dalam melakukan penelitian, pengembangan, inovasi dan penerapan teknologi dari hulu sampai ke hilir. 

Menurutnya kerjasama ini dapat menghasilkan dampak secara langsung, tidak hanya bagi industri tapi juga bagi para akademisi yang terlibat.

“Capaian berupa publikasi ilmiah maupun dokumen teknis di tahun pertama kerjasama menunjukkan hasil yang luar biasa. Hasil kerjasama diharapkan menghasilkan output dan outcome yang dirasakan bersama khususnya bagi industri galangan kapal nasional,” harap Widjo.

Ketua Tim Riset Bidang Maritim Buana Ma’ruf menerangkan bahwa tujuan utama riset ini adalah terciptanya kemampuan daya saing galangan kapal nasional kelas menengah di dalam membangun kapal secara efisien, khususnya pada pembangunan kapal Mini LNG.

Dalam riset ini melibatkan banyak pihak termasuknya didalamnya beberapa perguruan tinggi sehingga kegiatan riset ini memiliki multiplier effect. 

“Kami berharap riset ini mendapatkan hasil kajian strategi pembangunan kapal series dan analisis risiko, yang berorientasi pada produktivitas dan daya saing galangan kapal nasional secara berkesinambungan,” ujar Buana. 

Ia menjelaskan penandatangan perjanjian kerjasama masuk tahun kedua dalam Program Riset dan Inovasi Untuk Indonesia Maju (RIIM) gelombang pertama. Dengan dilakukannya kerjasama ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah dokumen Build Strategy pembangunan kapal dengan metode PWBS. 

“Dokumen ini akan menjadi acuan penyusunan dokumen Build Strategy untuk pembangunan kapal dengan metode PWBS guna mendorong kemampuan galangan kapal nasional untuk membangun kapal dengan tingkat produktivitas tinggi. Riset akan dilakukan mengambil studi kasus kapal Mini LNG Tipe Landing Craft Tank (LCT) berkapasitas 36 TEU’s, “ ucap Buana.

Untuk tahun pertama, lanjut Buana kerjasama riset ini telah menghasilkan produk riset berupa Technical Specification kapal Mini LNG, Block Division & Grand Block (Modular), Quality Plan dalam bentuk term of reference (TOR) atau kerangka acuan, dan Quality Plan kapal Mini LNG (studi kasus PT IKI),

Buana mengungkapkan sebagai gambaran umum, kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan wilayah terbesarnya adalah lautan. Untuk itu dibutuhkan moda transportasi laut dalam mendistribusikan pasokan gas di berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut guna mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di berbagai daerah. 

"Salah satu solusinya adalah dengan membangun kapal mini LNG yang berorientasi pada produktivitas tinggi. Kapal Mini LNG diketahui lebih efisien dan kompetitif dari sisi biaya dan mampu menjangkau masyarakat yang tinggal di wilayah remote dan tidak tersentuh instalasi pipa gas karena di distribusikan menggunakan moda transportasi berskala kecil,” terangya.

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum IPERINDO Anita Puji Utami mengatakan bahwa  IPERINDO akan memberikan dukungan penuh dan senang sekali dengan adanya kerjasama ini.

“Saat ini standarisasi di dalam pembuatan kapal di Indonesia cukup variatif sekali, tergantung fasilitas dan SDM yang mereka miliki. Hal ini sangat mempengaruhi dari hasil kinerja dari output produksi dari galangan kapal itu sendiri”, ujar Anita. 

Lebih lanjut Anita menilai secara regulasi atau peraturan, kita ditugaskan oleh pemerintah bagaimana membuat kemandirian industri khususnya di bidang maritim semakin lebih baik lagi.

“Riset-riset semacam ini baik yang dilakukan oleh BRIN maupun perguruan tinggi akan mampu menjawab permasalahan permasalahan di industri khususnya galangan kapal,” tuturnya.

IPERINDO sendiri tambah Anita memiliki komitmen kuat dalam mendukung industri maritim di Indonesia. “Selain itu IPERINDO turut berperan aktif dapat memberikan dukungan koordinasi ke galangan kapal baja untuk mendapatkan data dan informasi tentang kemampuan sumber daya dan pengalaman galangan kapal nasional dalam membangun kapal baja dengan metode blok/modular,” pungkasnya. (*)