Resmikan 4 Terminal, Jokowi Singgung Macet Hingga Premanisme

Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sambutannya saat meresmikan 4 terminal. (gemapos/youtube sekretariat presiden)
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sambutannya saat meresmikan 4 terminal. (gemapos/youtube sekretariat presiden)

Gemapos.ID (Jakarta) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan 4 Terminal yaitu Terminal A di Purworejo, Wonosobo, Blitar dan Madiun. Pada momen tersebut, Jokowi menyinggung kemacetan yang terjadi hampir di semua kota di Indonesia sehingga perlu ada dorongan terhadap transportasi massal.

Turut hadir mendampingi Presiden yakni Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Jokowi mengatakan semua orang kini sudah menggunakan kendaraan pribadi.

"Sekarang ini macet hampir ada di semua kota, macet karena semua orang menggunakan kendaraan pribadi, mobil pribadi, sepeda motor yang sangat banyak, sehingga keluhan-keluhan itu harus di jawab. Kota kecil pun sekarang sudah macet. Sehingga transportasi massal, transportasi umum harus terus didorong," kata Jokowi dalam sambutannya di Terminal Purworejo dilansir dari lman resmi yotube sekretariat Presiden, Selasa (2/12/2024).

Presiden dua periode itu kemudian menyinggung sejumlah transportasi massal yang sudah dibangun di Jakarta meskipun belum selesai pengerjaannya. Dia mengatakan kerja pemerintah kejar-kejaran dengan kemacetan.

"Kita tahu di Jakarta sudah ada MRT meskipun belum selesai, sudah ada LRT meskipun juga belum selesai, sudah ada KRL juga masih belum cukup sudah ada kereta cepat membantu tapi juga baru sampai Bandung. Inilah kerja pemerintah yang kejar-kejaran dengan kemacetan-kemacetan di semua kota," ujarnya.

Menurut Jokowi, tidak mudah untuk membangun transportasi massal yang merata. Dia yakin transportasi di Jawa akan aglomerasi.

"Tidak mudah, tetapi kita harus berani membangun sarana dan prasarana yang mendukung transportasi masal yang mendukung transportasi umum meskipun banyak pro dan kontra, misalnya pembangunan kereta cepat, tetapi antarkota di Jawa ini nanti pada suatu saat kotanya akan sambung menjadi aglomerasi," tutur pria asal Solo tersebut.

Jokowi menilai jika transportasi massal tidak dibangun, maka akan terjadi kepadatan bahkan sampai stuck. Dia mencontohkan Jakarta di mana orang mau keluar rumah tetapi jalan sudah macet.

"Mau tidak mau kalau transportasi masalnya tidak terbangun akan stuck, macet dan bisa terjadi kalau itu tidak terbangun. Misalnya di Jakarta, keluar dari rumah mau ke jalan sudah mentok macet," ujar presiden ke tujuh RI itu.

"Oleh sebab itu saya sangat menghargai pembangunan terminal 4 terminal oleh kementerian perhubungan di Purworejo, di Wonosobo, di Madiun, di Blitar, Karena ini akan memberikan dukungan sarana dan prasaranan transportasi meningkatkan konektivitas antarkota, antar kabupaten, antar provinsi, Mestinya yang namanya terminal bus ya seperti ini, tadi saya sudah lihat ke dalam," imbuhnya.

Jokowi tidak ingin terminal digambarkan sebagai tempat preman. Dia meminta semua terminal memiliki standar yang sama.

"Kalau dulu yang namanya terminal bus, imagenya adalah preman, ini sudah harus sudah hilang. Terminal bus adalah tempat pelayanan juga memberikan dukungan peningkatan ekonomi UMKM harus semuanya terlibat semua di dalamnya. Saya minta Pak Menhub di kota-kota lain juga harus di lihat agar terminal yang bagus tidak hanya di Purworejo saja di Wonosobo saja, tidak hanya di Blitar tidak hanya di Madiun saja tapi di seluruh kota di Indonesia terminalnya memiliki standar yang sama," pungkas Jokowi. (ns)