Sandiaga Uno Perkuat Kolaborasi Untuk Dorong Pelaku UMKM Cimahi 'Naik Kelas'

Menparekraf Sandiaga Uno berdialog langsung dengan pelaku UMKM di Kota Cimahi dalam acara Nemuin Komunitas di INAKA Coffee Shop, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (13/12/2023). (foto: gemapos/kemenparekraf)
Menparekraf Sandiaga Uno berdialog langsung dengan pelaku UMKM di Kota Cimahi dalam acara Nemuin Komunitas di INAKA Coffee Shop, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (13/12/2023). (foto: gemapos/kemenparekraf)

Gemapos.ID (Jakarta)- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong para pelaku UMKM dan komunitas di Kota Cimahi, Jawa Barat, memperkuat kolaborasi sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas produk juga layanan (UMKM Naik Kelas). 

Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga di acara NETAS (Nemuin Komunitas) yang berlangsung di INAKA coffee shop, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (13/12/2023) malam.

Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan terdapat 27 komunitas yang hadir di acara tersebut. 

"Kami menangkap aspirasi dari para komunitas yang hadir, mulai dari komunitas UMKM, komunitas aksara kuno sunda, hingga komunitas e-sport," katanya.  

Adapun dalam upaya memperkuat kolaborasi dan juga berjejaring, Menparekraf Sandiaga mendorong pelaku UMKM bersama komunitas di Kota Cimahi bersama pemerintah daerah melakukan uji petik PMK3I (Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif) dan menetapkan subsektor ekonomi kreatif unggulan yang akan menopang pengembangan ekosistem ekonomi kreatif di Kota Cimahi.

"Inilah inovasi produk-produk lokal dari kota Cimahi yang diberikan penguatan dan kami mendorong Kota Cimahi mengajukan proses uji petik sehingga bisa ditetapkan sebagai Kota Kreatif, banyak sekali subsektor ekonomi kreatif di sini yang mampu membuka peluang usaha dan lapangan kerja,” ujarnya.

Selain itu, Sandiaga juga mengingatkan pentingnya mengembangkan produk kreatif lokal tidak hanya sebagai sumber ekonomi tapi juga sebagai representasi identitas dan kekayaan budaya. 

Sebagai contoh di Kota Cimahi terdapat kisah inspiratif dari warga Kampung Adat Cireundeu yang sejak tahun 1918 telah memelihara tradisi mengonsumsi beras singkong sebagai alternatif beras padi. 

Menparekraf menjelaskan bahwa ini bukan hanya menunjukkan ketahanan dan kemandirian pangan, tetapi juga komitmen terhadap kehidupan berkelanjutan. 

“Kampung ini, yang berusia hampir 500 tahun, juga mengolah singkong menjadi berbagai makanan seperti keripik, awug, bahkan banyak lagi aneka makanan yang bisa mereka buat. Hal ini membuktikan bahwa tradisi dan inovasi dapat berjalan bersama, memperkuat identitas budaya sambil memberikan kontribusi ekonomi yang tidak kecil,” ujarnya.

Sementara itu, Menparekraf berharap kegiatan NETAS ini sebagai awal dari perjalanan panjang dalam mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Termasuk untuk saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman, dan membangun jaringan yang akan membawa produk kreatif lokal ke level yang lebih tinggi dan terhormat. 

“Saya berharap acara ini dapat menghasilkan ide-ide inovatif dan strategi yang efektif untuk memajukan industri kreatif Indonesia,” katanya.

Selanjutnya, dalam kesempatan tersebut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga, Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adyani; serta Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.(pa)