Menlu Sebut Seringnya Serangan Jadi Tantangan Evakuasi WNI di Gaza

Menteri Luar Negeri (menlu) RI, Retno marsudi saat membacakan puisi dalam acara aksi bela Palestina di Monas, jakarta, Minggu (5/11/2023).Gemapos/X@Retnomarsudi)
Menteri Luar Negeri (menlu) RI, Retno marsudi saat membacakan puisi dalam acara aksi bela Palestina di Monas, jakarta, Minggu (5/11/2023).Gemapos/X@Retnomarsudi)

Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan tantangan dari pemerintah dalam proses evakuasi WNi di Gaza. Retno menyebut proses evakuasi dinilai sulit lantaran masalah keamanan di dimana proses evakuasi sering ditunda jika muncul serangan.

“Karena evakuasi memerlukan upaya sampai tiga kali baru berhasil. Karena begitu mereka berangkat kemudian terjadi serangan, kembali lagi dan sebagainya,” papar Retno Marsudi di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023).

Retno menjelaskan bahwa pemerintah kembali mengupayakan evakuasi terhadap satu keluarga WNI yang berada di Gaza.

"Sementara hari ini kita akan berusaha lagi untuk mengevakuasi satu keluarga lagi yang berada di Gaza Selatan, prosesnya sangat-sangat rumit," kata Retno

“Lalu yang sudah berhasil kita evakuasi tinggal di Gaza Utara, tantangan utama pada saat itu adalah keamanan.," sambungya.

Retno menyebut pemerintah sudah berhasil mengevakuasi 5 WNI yang merupakan satu keluarga. Selanjutnya, kata dia, mereka akan segera diterbangkan ke Indonesia.

"Masih ada, jadi satu keluarga warga negara kita satu bapak, tiga anak dan satu istri sudah berhasil kita evakuasi, saat ini berada di Mesir dan akan segera menuju ke Indonesia," jelas Retno.

Selain proses evakuasi, di sisi lain pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus membantu Palestina. Salah satunya dengan memberi bantuan kepada rakyat Palestina yang sedang kesulitan di tengah serangan Israel.

"Keinginan masyarakat untuk memberikan bantuan untuk saudara-saudaranya di Palestina itu sangat luar biasa, jadi kita pemerintah akan mengkoordinir. Dan sekali lagi perjuangan kita tidak akan berhenti, jalannya masih sangat panjang, tapi kita akan berusaha semaksimal mungkin," ujarnya.

"Jadi bantuan yang dikirim harus dikurasi dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan misalnya air, pembersih air, kemudian obat-obatan. Obat-obatan ada antibiotik ada obat-obatan lain, tapi yang pasti obat-obatan ini tidak memerlukan cold storage karena teman-teman bahwa tidak ada listrik," kata Retno. (ns)