Waspadai Gerakan Radikal Lewat Daring

Khariri Makmun
Khariri Makmun
Gemapos.ID (Jakarta) Wakil Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) Khariri Makmun mengatakan untuk mewaspadai adanya kelas-kelas online radikalisme yang tumbuh di masa teknologi informasi dan komunikasi kini. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) perlu untuk mengawasi pergerakan kelompok radikal di media online. "Sekarang dengan adanya aplikasi seperti zoom, mereka bisa saja membuat kelas-kelas online untuk menyebarkan pemahaman mereka dan saya kira itu perlu diwaspadai juga oleh BNPT,” katanya pada Jumat (26/6/2020). Hal ini mengingat pesatnya perkembangan teknologi yang semakin memudahkan dalam melakukan komunikasi dan penyebaran informasi. Dulu mereka atau kelompok-kelompok radikal belajar lewat internet masih sendiri melalui google maka kini sudah dapat menggunakan guru melalui kelas online. Kalau pertama mereka masih baca sendiri, di doktrin melalui tulisan, nah kalau sekarang didoktrin melalui pengajaran dan itu jarak jauh, itu tentunya selangkah lebih maju. "Kita perlu waspadai munculnya generasi kelompok radikal yang hasil dari didikan doktrinasi jarak jauh melalui kelas online itu,” ujarnya. Khariri menyampaikan perlu moderasi beragama untuk memberi ruang kepada orang lain yang berbeda agama atau berbeda paham dengan kita. “Dengan berpikir moderat, kita akan memberi ruang kepada orang lain untuk berbeda dengan kita. Kalau mereka yang radikal itu dia tidak memberi ruang bagi orang lain untuk berbeda dengan dia, sehingga siapapun yang berbeda dengan dia dianggap sesat,” jelasnya. Dia mendorong kepada pemerintah untuk terus mengerahkan upaya lebih dalam mencegah penyebaran paham radikal terorisme di tengah kemajuan teknologi. Ketika seseorang bisa memahami agamanya dengan baik, maka secara otomatis orang tersebut akan bisa menerima Pancasila itu dengan benar. Hal ini mengingat nilai-nilai Pancasila selaras dengan ajaran Islam. “Yang terjadi sekarang kan dalam memahami ajaran agama saja mereka banyak memiliki permasalahan dalam memahaminya, sehingga ketika agama disandingkan dalam konteks bernegara dan berpolitik ada miss, ada sesuatu yang hilang dari pemahaman mereka. Inilah kemudian yang memunculkan bibit intoleransi, radikalisme seperti yang terjadi sekarang ini,” tegasnya. Agama dan Pancasila ini selalu dibenturkan, karena kurangnya pemahaman keagamaan. Untuk itu perlu bagi para tokoh agama atau para ulama-ulama moderat untuk memberikan pemahaman yang benar. (ant/din)