Prabowo: Akhir-akhir Ini Memang Sarat Aroma Pengkhianatan

Bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato politiknya dalam acara Deklarasi Partai Gelora Indonesia Mendukung Prabowo Subianto sebagai Bakal Calon Presiden RI 2024–2029 di Jakarta, Sabtu (2/9/2023). (foto:gemapos/antara)
Bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato politiknya dalam acara Deklarasi Partai Gelora Indonesia Mendukung Prabowo Subianto sebagai Bakal Calon Presiden RI 2024–2029 di Jakarta, Sabtu (2/9/2023). (foto:gemapos/antara)


Gemapos.ID (Jakarta) - Bakal calon presiden usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto mengatakan situasi politik Tanah Air menjelang Pilpres 2024 saat ini sarat akan aroma pengkhianatan.

"Tadinya, saya ditentang untuk bergabung oleh pengikut-pengikut saya sendiri. Saya dituduh pengkhianat. Akhir-akhir ini memang sarat aroma-aroma pengkhianatan," kata Prabowo Subianto dalam pidato politiknya saat deklarasi Partai Gelora di Jakarta, Sabtu (2/9/2023).

Ucapannya itu tidak ditujukan kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang memutuskan hengkang dari KIM dan memilih beralih ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mendukung Anies Baswedan.

Prabowo menyampaikan hal itu saat menceritakan momen dirinya bergabung ke Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf AMin, di mana Jokowi menjadi rivalnya saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Prabowo mengatakan bahwa dia terus menjelaskan kepada para pendukungnya soal alasan dirinya masuk ke pemerintahan Jokowi sebagai menteri pertahanan.

"Saya harus menjelaskan, lama-lama mereka paham. Semakin Indonesia tidak bersatu, semakin kekuatan dunia ini senang," kata ketua umum Partai Gerindra itu.

Sementara itu, terkait situasi politik menjelang Pilpres 2024, khususnya terkait peta koalisi yang berubah selepas PKB mengalihkan dukungannya ke Anies Baswedan, Prabowo menyerahkan hal tersebut sepenuhnya kepada rakyat.

"(Sekarang ada) Rekayasa ini, rekayasa itu. Ulah ini, ulah itu. Tidak ada masalah. Rakyat yang akan menilai kita. Jangan mengira perbuatan kita tidak dinilai oleh rakyat. Jangan dikira ucapan kita tidak dipelajari oleh rakyat," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga menegaskan tidak masalah jika ada orang membohongi dirinya atau berkhianat terhadap padanya.

"Boleh Prabowo dibohongi, boleh Prabowo dikhianati, asal jangan Prabowo bohong dan berkhianat," tegasnya.

Dia menambahkan rakyat pada akhirnya akan memberikan keputusan dalam memilih pemimpinnya ke depan.

"Rakyat akan melihat. Rakyat akan menilai. Rakyat yang akan memberi 'vonis' paling utama. Sejarah mencatat siapa yang ada di atas jalan yang benar, siapa yang berkhianat kepada bangsa dan negara," jelasnya.

Prabowo Subianto, yang telah deklarasi menjadi bakal capres Pilpres 2024, saat ini menerima dukungan dari Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelora Indonesia.

Partai Gelora mengumumkan dukungannya kepada Prabowo dalam acara deklarasi di Jakarta, Sabtu. Partai-partai yang mendukung Prabowo itu tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.

PKB, yang sebelumnya juga mendukung Prabowo, pada Jumat (1/9), mengumumkan bahwa telah menerima tawaran berkoalisi bersama Partai NasDem di Koalisi Perubahan, yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres. (rk)