Pasar Diyakini Serap Produk UMKM Gorontalo
Karawo merupakan seni kerajinan sulam turun temurun yang rumit sejak 1600-an dengan terlebih dahulu mengiris dan mencabut benang dalam kain dengan hitungan yang tepat agar bisa disulam dengan benang warna-warni sesuai motif sehingga dihasilkan kain sulaman yang cantik. Teten mengapresiasi pemilihan nama yang bagus yakni Metalik sayangnya perlu ada perbaikan strategi bisnis sehingga produk Kopwan tersebut bisa menjadi kebanggaan atau ikon Gorontalo. “Pemerintah daerah setiap acara resmi harus pakai kain ini, harus ada gerakan kampanye. Saya dengar banyak permintaan pasar tapi bagaimana ini harus diproduksi dengan untung jadi harus ada strategi bisnis dan target marketnya,” jelasnya. Dia menilai perlunya ada pelatihan untuk meningkatkan kapasitas anggota koperasi dan perajin di dalamnya yang seluruhnya perempuan. “Ini juga basisnya ibu-ibu, di banyak negara yang basis kekuatannya ibu-ibu pasti sukses, sudah benar kalau mau mengentaskan problem ekonomi di setiap daerah memang ibu-ibu ini diberdayakan,” kata Teten di hadapan puluhan perajin perempuan yang hadir. Teten sekaligus berjanji akan mengirimkan konsultan bisnis, branding, dan disain agar produk kain karawo bisa diterima segmen pasar yang lebih luas termasuk milenial. Ia bahkan memesan khusus kain untuk Presiden Jokowi sehingga jika ada kesempatan dalam sebuah acara Presiden bisa turut mengenakan kain karawo asal Gorontalo agar bisa sekaligus mempromosikannya. Sementara itu, Ketua Kopwan Metalik Jaya Ningsih Arif mengatakan sampai saat ini anggota koperasinya terus berkembang namun dari sisi omset masih relatif kecil yakni Rp50 juta pertahun. “Salah satunya karena pemasaran belum luas, dalam beberapa waktu terakhir sudah mulai dikembangkan pemasaran melalui online tapi belum maksimal,” katanya. Kopwan Metalik Jaya selama ini mewadahi para ibu di sekitar kampung untuk menghasilkan kain karawo yang bisa rampung menjadi produk kerajinan memakan waktu berhari-hari bahkan sebulan misalnya untuk sebuah hiasan dinding bergambar burung Garuda Pancasila. Pada kesempatan yang sama Wakil Gubernur Idris Rahim mengatakan pada dasarnya pelaku koperasi dan UMKM di Gorontalo menghadapi tiga kendala yang sering menghambat kemajuan mereka. “Kendala utamanya ada tiga yaitu dari sisi pembiayaan, manajemen usaha dan keuangannya, lalu pemasaran,” kata Idris. (mam)