Waspadai Gelombang Tinggi di Selatan Banten, Capai 4 Meter

Pesisir Pantai Bayah Perairan Selatan Banten kurang bersahabat dengan peluang ketinggian gelombang antara 2,5 sampai 4.0 meter, sehingga pelaku pelayaran agar waspada jika melaut guna menghindari kecelakaan laut.(foto:gemapos/antara)
Pesisir Pantai Bayah Perairan Selatan Banten kurang bersahabat dengan peluang ketinggian gelombang antara 2,5 sampai 4.0 meter, sehingga pelaku pelayaran agar waspada jika melaut guna menghindari kecelakaan laut.(foto:gemapos/antara)


Gemapos.ID (Jakarta) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau pelaku pelayaran mewaspadai tinggi gelombang Perairan Selatan Banten atau Samudera Hindia sepanjang Selasa mencapai 4 meter.

"Kami berharap peringatan imbauan itu dapat ditaati para pelaku pelayaran agar tidak menimbulkan kecelakaan laut," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang, Tatang saat dihubungi di Lebak, Selasa (15/8/2023).

Peluang ketinggian gelombang di Perairan Selatan Banten sejak beberapa hari terakhir ini berkisar antara 2,5 meter sampai 4,0 meter.

Kondisi cuaca seperti itu tentu pelaku pelayaran, seperti perahu nelayan, kapal tongkang dan kapal ferry cukup membahayakan keselamatan jiwa, ujarnya.

"Ketinggian gelombang 4 meter sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan laut, terlebih tiupan angin selatan cukup kencang," ujarnya.

BMKG telah menyampaikan cuaca buruk di Perairan Selatan Banten kepada pengelola pangkalan pendaratan ikan (PPI) Binuangeun, Pelabuhan Merak, Polairud, nelayan dan pemerintah daerah setempat.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau pelaku pelayaran agar waspada jika melintasi Perairan Selatan Banten.

Selain itu juga wisatawan dan warga pesisir tidak boleh berenang di sekitar pantai, karena khawatir terseret gelombang tinggi.

Wilayah yang perlu diwaspadai antara lain, Perairan Selatan Banten meliputi Pantai Binuangeun, Cikeusik, Cihara, Sukamaju, Panggarangan, Tanjungpanto, Bayah, Pulomanuk, dan Sawarna.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lebak Nurman menyatakan pihaknya merasa prihatin melihat bagan nelayan Binuangeun terdampar ke pesisir pantai akibat diterjang gelombang tinggi.

Ia mengimbau nelayan di Perairan Selatan Banten agar waspada dan hati-hati jika melaut, mengingat cuaca buruk bisa terjadi kapan saja.

Sebaiknya, kata dia, nelayan jangan memaksakan diri melaut menyusul ketinggian gelombang 4 meter disertai tiupan angin selatan.

Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun, Kabupaten Lebak, Wading mengatakan anggotanya yang semuanya nelayan itu kini sebagian besar tidak melaut akibat gelombang tinggi di Perairan Selatan Banten.

"Kita hanya sebagian kecil saja nelayan yang nekat melaut untuk memenuhi ekonomi keluarga," katanya. (ft)