Pemkot Surabaya Dituding Telat Tangani Covid-19

khofifah
khofifah
Gemapos.ID (Jakarta)-Joni Wahyuhadi, Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Soetomo Surabaya mengaku terperanjat atas hasil swab pemeriksaan Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona) 46 pekerja pabrik rokok Sampoerna di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Pasalnya, 34 dari 46 pekerja pabrik ini positif Covid-19. “Dimungkinkan jumlah itu bertambah saat hasil tes gelombang kedua,” katanya di Surabaya, Jumat (1/5/2020). Dari peristiwa ini Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawangsa menduga Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terlambat merespon kasus Covid-19 di Pabrik Rokok Sampoerna. Walaupun, kasus tersebut telah dilaporkan Sampoerna ke Dinas Keseharan (Dinkes) Surabaya pada 14 April 2020 tentang dua pegawainya yang meninggal dunia akibat Covid-19. "Jika laporannya detil mungkin akan melalukan respons cepat," jelasnya. Padahal, respon cepat harus dilakukan Dinkes Surabaya unuk penanganan kasus Covid-19. Jadi, ini dapat ditangani secara baik. Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat (Humas) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, mengaku respon cepat selalu diberikan Pemkot Surabaya atas penanganan kasus Covid-19. Hal itu dilakukan dengan segera memanggil Sampoerna sesudah diketahui dua pegawainya meninggal dunia akibat Covid-19. Kemudian, mereka diminta melakukan rapid test (tes cepat) atas Covid-19. “Awal mulanya pada tanggal 2 April yang bersangkutan itu sakit dan berobat ke klinik perusahaan," ucapnya. Selanjutnya, pasien tersebut dirujuk ke RS dan menjalani tes swab di RS berbeda. Hal ini dilanjutkan dengan memantau perkembangan kasus Covid-19 di Sampoerna. “Tanggal 16 April Dinkes memanggil perusahaan Sampoerna, monggo bisa tanya ke Sampoerna," tukasnya. Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita menambahkan sejak dua pegawai Sanpoerna meninggal dunia diminta Pemkot Surabaya kepada Sampoerna melakukan isolasi mandiri terhadap 506 karyawan. Kemudian, Pemkot Surabaya melakukan tracing secara intensif dan menentukan status Orang Dalam Pemnantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP). "Saat itu, puskesmas melakukan tracing dan ditemukan terdapat data kontak erat dengan karyawan,” jelasnya. Selanjutnya, Puskesmas dimint Pemkot Surabaya terus memantau perkembangan pasien yang isolasi mandiri di rumah dan di hotel dengan memberikan berbagai intervensi. Tempat tidur di hotel bagi yang positif Covid-19 juga dicarikannya. “Kami sudah dapat seratus untuk karyawan Sampoerna dan memantau sekitar 200 orang keluarga karyawan," tandasnya. (mam)