Infrastruktur Air Bisa Antisipasi Musim Kemarau

kementan
kementan
Gemapos.ID (Jakarta)-Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengantisipasi musim kemarau di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona) dengan pembangunan infrastruktur air. Hal yang dimaksud antara lain embung, dam parit, dan long storage untuk dialirkan ke sawah-sawah petani. “Pengelolaan air lahan kering maupun tadah hujan dengan embung, dam parit dibangun dengan membendung sungai kecil atau parit alami,” kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy pada Sabtu (19/4/2020). Pembangunan dam dan parit bisa diteruskan secara bertingkat dari hulu ke hilir dalam satu aliran daerah aliran sungai (DAS) mikro. Model ini bisa dikombinasikan dengan pengelolaan air dan sedimen di waduk atau embung besar. Contoh pembangunan dam yakni Kelompok Tani (Poktan) Mappabengngae III seluas 75 hektar di Kelurahan Tiroang dan Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Kemudian, Poktan Maju Karya di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang yang telah membangun dam parit dengan luas layanan 32 hektar. Selanjutnya, pembangunan embung di Desa Pangadegan, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Embung yang dibuat Perwakilan Petani Pemakai Air (P3A) Usaha Tani Makmur dibangun dengan dimensi 18×13×2,5 meter kubik mampu melayani areal sawah seluas 31 hektar. "Dari pembangunan embung dan dam parit ini peningkatan Indeks Pertanaman (IP) yang diharapkan semula 200 menjadi 300," ujarnya. Saluran irigasi dari sungai memiliki perbedaan fungsi dengan dam parit dan embung. Sungai memiliki debit minimal lima liter per detik dan dapat mengaliri usaha tani seluas minimal 25 hektar “Petani bisa menambah produktivitas tanaman dari satu kali menjadi dua kali setahun dengan pembangunan saluran sungai, embung, dan parit,” ujarnya. Edhy meminta saluran air sungai dan bangunan air harus dipelihara supaya debit air tidak kecil saat kemarau dan saat musim hujan tidak meluap. Perawatan, pemeliharaan, dan konservasi harus dilakukan dari hulu ke hilir. Perawatan itu dapat dilakukan dengan pengerukan sedimen sungai secara rutin sebelum musim penghujan. Selain itu melakukan perawatan rutin, seperti membersihkan sampah yang menghalangi aliran air. (mam)