Berikut Upaya Pertamina Kembangkan Geothermal 10 Tahun ke Depan

"Dalam 10 tahun ke depan, PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang energi bersih yang bersumber dari panas bumi hingga dua kali lipat lebih dari yang saat ini dioperasikan oleh PGE," kata Presiden Direktur PGE Ahmad Yuniarto di Jakarta pada Rabu (8/2/2023).
"Dalam 10 tahun ke depan, PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang energi bersih yang bersumber dari panas bumi hingga dua kali lipat lebih dari yang saat ini dioperasikan oleh PGE," kata Presiden Direktur PGE Ahmad Yuniarto di Jakarta pada Rabu (8/2/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mengembangkan pemanfaatan potensi geothermal (panas bumi) di Indonesia.  

"Dalam 10 tahun ke depan, PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang energi bersih yang bersumber dari panas bumi hingga dua kali lipat lebih dari yang saat ini dioperasikan oleh PGE," kata Presiden Direktur PGE Ahmad Yuniarto di Jakarta pada Rabu (8/2/2023).

PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola langsung PGE menjadi 1.272 megawatt (MW) pada 2027.

Jadi, perusahaan ini berpotensi memberikan kontribusi potensi pengurangan emisi sebesar 9 juta ton CO2 per tahun mulai 2030 dan menjadi tiga besar perusahaan produsen panas bumi di dunia,” ujarnya.

PGE mengelola 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) yang tersebar di enam area dengan kapasitas terpasang 672 MW yang dioperasikan sendiri.

Sementara itu sebanyak 1.205 MW dikelola melalui kontrak operasi bersama (joint operation contract/JOC). Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia.

Hal ini berpotensi emission avoidance CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Dengan demikian, pemanfaatan yang dilakukan oleh PGE dari energi geothermal telah berhasil membuat 2.085.000 rumah di Indonesia teraliri listrik. 

Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah mempercepat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia.

PGE mengembangkan fasilitas dan infrastruktur untuk mengalirkan uap panas ke pembangkit listrik.

Perusahaan ini sedang menjalankan proyek pengembangan di tiga WKP, yaitu Hululais, Lumut Balai (unit II), dan Sungai Penuh.

Berdasarkan data Wood Mackenzie pada 2021, kapasitas terpasang sumber daya panas bumi di Indonesia mencapai 2.280 MW. 

Jumlah itu menjadi yang terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS) memiliki kapasitas terpasang sumber daya panas buminya mencapai 2.690 MW.

Selain itu Indonesia akan merajai pemanfaatan panas bumi di dunia pada beberapa tahun ke depan. Pasalnya pada 2026, kapasitas terpasang panas bumi Indonesia diprediksi mencapai 5.240 MW. 

Bahkan, pada 2030 kapasitas terpasang sumber daya panas bumi di Indonesia bisa menembus 6.210 MW. Selain itu potensi pemanfaatan panas bumi di Indonesia cukup merata. 

Berdasarkan laporan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2021-2030, potensi pemanfaatan geotermal untuk PLTP telah terbagi di tiap pulau di Indonesia.

Pulau Sumatera menjadi daerah yang memiliki potensi terbesar dengan mencapai 9,67 gigawatt (GW). Untuk Pulau Jawa memiliki potensi 8,10 GW, Sulawesi memiliki potensi 3,06 GW.

Selanjutnya, Nusa Tenggara memiliki potensi 1,36 GW, Maluku memiliki potensi 1,15 GW, Bali 335 MW, Kalimantan 182 MW, dan Papua 75 MW.