Apa Faktor Penggerak Saham di Pasar Modal, Ini Ulasannya

"Siapa pemilik, siapa top manajemennya, apakah ada kedekatan dengan penguasa atau tidak, unsur-unsur subjektivitas ini yang seringkali memengaruhi pergerakan harga saham di luar faktor fundamentalnya," katanya di Jakarta pada Rabu (28/12/2022).
"Siapa pemilik, siapa top manajemennya, apakah ada kedekatan dengan penguasa atau tidak, unsur-unsur subjektivitas ini yang seringkali memengaruhi pergerakan harga saham di luar faktor fundamentalnya," katanya di Jakarta pada Rabu (28/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Agus Herta Sumarto menilai pergerakan positif saham perusahaan sering dipengaruhi oleh figur pemilik atau keterkaitan dengan pihak tertentu.

Valuasi suatu saham biasa didasarkan kinerja perusahaan dan proyeksi atau ekspektasi atas hasil kinerja pada masa depan.

Namun, ekspektasi ini sering memunculkan unsur penilaian yang subyektif, di samping penilaian terukur terhadap aspek fundamental saham secara obyektif.

"Siapa pemilik, siapa top manajemennya, apakah ada kedekatan dengan penguasa atau tidak, unsur-unsur subjektivitas ini yang seringkali memengaruhi pergerakan harga saham di luar faktor fundamentalnya," katanya di Jakarta pada Rabu (28/12/2022). 

Salah satu emiten yang terpengaruh positif oleh kehadiran tokoh adalah saham PT Petrosea Tbk (PTRO) sejak diakuisisi PT Caraka Reksa Optima (CARA). Saham ini terus meraih peningkatan signifikan dan harga sahamnya menyentuh Rp4.340 per lembar pada 8 Desember 2022.

Sebelumnya. Saat dibeli CARA dari PT Indika Energy (INDY) senilai total Rp2,19 triliun pada Juli 2022, harga per lembar saham PTRO tercatat sebesar Rp3.117,52. Saat ini CARA menguasai 89,8% saham PTRO dan sisanya 10,2% saham dimiliki publik.

Keterlibatan pengusaha nasional Happy Hapsoro yang berkiprah di PTRO melalui anak perusahaan PT Basis Utama Prima (Basis Investments) sebagai pemicu positif kenaikan pamor emiten pertambangan, rekayasa, pengadaan dan konstruksi serta jasa minyak dan gas bumi itu.

Selama 2022, Happy juga dinilai aktif dalam melakukan aksi korporasi, khususnya mengakuisisi beberapa perusahaan publik di lantai bursa. 

"Sejarah yang bisa membuat harga suatu emiten naik serta kedekatannya pada lingkaran kekuasaan tentu akan memengaruhi aksi korporasi. Apa yang dia lakukan terhadap suatu emiten tentu akan memengaruhi pergerakan harga emiten," ujarnya. (ant/mau)