Bandung Gunakan Bus Listrik Ini Untuk Penuhi Kebutuhan Transportasi

"Delapan unit bus listrik sudah kami sediakan di Bandung, dan Bandung ini kota kedua pengoperasian bus listrik E-Inobus setelah Surabaya. Bus listrik ini merupakan armada angkutan untuk KTT G20 kemarin, yakni yang berdimensi panjang 8 meter," kata Senior Manager TJSL dan Stakeholder Relationship PT INKA (Persero) Bambang Ramadhiarto di Madiun pada Sabtu (24/12/2022).
"Delapan unit bus listrik sudah kami sediakan di Bandung, dan Bandung ini kota kedua pengoperasian bus listrik E-Inobus setelah Surabaya. Bus listrik ini merupakan armada angkutan untuk KTT G20 kemarin, yakni yang berdimensi panjang 8 meter," kata Senior Manager TJSL dan Stakeholder Relationship PT INKA (Persero) Bambang Ramadhiarto di Madiun pada Sabtu (24/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Industri Kereta Api (INKA) memenuhi kebutuhan bus di Bandung berupa delapan unit bus listrik E-Inobus sesuai masterplan sistem transportasi massal di Bandung, Jawa Barat.

"Delapan unit bus listrik sudah kami sediakan di Bandung, dan Bandung ini kota kedua pengoperasian bus listrik E-Inobus setelah Surabaya. Bus listrik ini merupakan armada angkutan untuk KTT G20 kemarin, yakni yang berdimensi panjang 8 meter," kata Senior Manager TJSL dan Stakeholder Relationship PT INKA (Persero) Bambang Ramadhiarto di Madiun pada Sabtu (24/12/2022).

Bus listrik yang dioperasikan di Bandung bisa menampung 19 hingga 25 penumpang dan berkapasitas baterai 138 kWh dengan waktu charging (pengisian daya) 1 hingga 3 jam.

"Dengan kapasitas tersebut, bus listrik E-Inobus mampu menempuh jarak sepanjang 160 kilometer," ucapnya.

INKA juga memproduksi charger untuk bus listrik dengan merek SETRUM (Sustainable Energy to Rejuvenate the Environment). 

"Charger tersebut memiliki input voltage 380 Vac dengan daya output maksimum 120 kW atau 60 kW x 2," ucapnya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyambut sangat antusias pengoperasian 8 unit bus listrik buatan INKA.

Pasalnya, keberadaan alat transportasi umum ramah lingkungan dan nyaman merupakan solusi mengatasi kemacetan di Kota Bandung dan sekitarnya. Selain itu sebanyak 84% warga Bandung menggunakan kendaraan pribadi.

"Dalam hitungan 20 sampai 30 tahun kalau ini dibiarkan, pas keluar rumah nanti semuanya sudah kena macet. Solusinya apa? Salah satunya mari perlahan-lahan mengubah gaya hidup berpindah ke transportasi publik," ucapnya. 

Transportasi massal Bandung, khususnya cekungan Bandung, sudah dilakukan mulai Sabtu (24/12/2022) dengan kehadiran rute Bus Rapid Transit (BRT) tenaga listrik.

"Alhamdulillah, delapan bus listrik itu produksi dalam negeri dari PT INKA di Jawa Timur dengan kapasitas 19 plus 5 sekitar 25-an penumpang," ujarnya. 

Ridwan Kamil mengemukaan topografi Bandung berbeda dengan daerah lain seperti Jakarta, Semarang, danSurabaya dengan tanah datar dan jalannya lebar.

Cekungan Bandung itu dari zaman kolonial berupa jalan yang kecil-kecil, berkelok-kelok, dan berbukit-bukit sehingga transportasi massalnya banyak tantangan.

"Oleh karena itu, kami akan pakai BRT yang hari ini diluncurkan bus listriknya," ujarnya.