Komunikasi Politik Bupati dan DPRD Jember Gagal

Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal
Gemapos.ID (Jember) Pengamat Komunikasi Politik Universitas Jember (Unej) Muhammad Iqbal menyatakan pemakzulan yang terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim) sebagai bukti kegagalan komunikasi politik antara Bupati Jember Faida dengan DPRD Jember selama lima tahun. "Saya melihat hubungan komunikasi politik yang buruk dan tidak mengindahkan fatsun dan etika politik antara legislatif dan eksekutif," katanya di Jember pada Senin (28/7/2020). Selain itu terdapat ego politik kedua belah pihak dengan argumen mereka masing-masing. Hal ini berakibat masyarakat Jember menjadi korban, karena selama lima tahun pembangunan nisbi stagnan. "Putusan pemakzulan jelas merupakan realitas politik yang akumulatif dari sekian banyak proses politik yang dibangun oleh dewan yang tidak berujung harmoni dengan kepala daerah," ujarnya. Orientasi politik pemakzulan juga mengindikasikan upaya antisipasi potensi abuse of power dari bupati yang maju lagi melalui jalur perseorangan pada Pilkada Jember. Dia berpasangan dengan Dwi Arya Nugraha Oktavianto "Jika tidak dimakzulkan, maka proses kampanye Faida nantinya berpotensi bias menggunakan fasilitas negara karena sebagai petahana," jelasnya. Langkah pemakzulan juga mencerminkan tingkat kekhawatiran tertentu konstelasi partai politik pada peluang kemenangan elektoral Faida-Vian sebagai pasangan calon perseorangan. "Dalam survei-survei, masih tempatkan Faida nisbi lebih unggul dibanding calon lain yang sejauh ini juga belum jelas siapa didukung parpol/koalisi apa, sedangkan petahana sudah lolos verifikasi faktual," ujarnya. Iqbal menjelaskan implikasi positif pemakzulan itu secara demokratis bisa diposisikan sebagai upaya untuk mematangkan masa depan komunikasi politik antara eksekutif dan legislatif demi kepentingan rakyat Jember. Artinya, jika tak ada keputusuan politik pemakzulan, kemudian Faida-Vian terus melaju di kontestasi pilkada dan memenangi elektoral, maka hampir pasti tidak punya legitimasi di mata legislatif. Di sisi lain bisa jadi keputusan politik pemakzulan menjadi energi atau 'amunisi baru' yang akan dipakai kampanye oleh Faida bahwa dirinya telah didzolimi oleh kekuatan politik. "Faida bisa saja memanfaatkan psikologi politik masyarakat pemilih untuk membangun simpati itu, sehingga bupati perempuan pertama di Jember itu bisa mendapatkan simpati kalangan perempuan," tuturnya. (mam)