Telapak Tangan Kiri Pekerja Hancur di Kawasan Industri Candi

Dinas Pemadam dan Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menyatakan seorang buruh pabrik mengalami kecelakaan kerja berupa telapak tangan kiri hancur.
Dinas Pemadam dan Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menyatakan seorang buruh pabrik mengalami kecelakaan kerja berupa telapak tangan kiri hancur.

Gemapos.ID (Jakarta) - Dinas Pemadam dan Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menyatakan seorang buruh pabrik mengalami kecelakaan kerja berupa telapak tangan kiri hancur.

Peristiwa itu terjadi akibat tangannya terjepit mesin press plat besi saat bekerja di pabrik produksi peralatan bangunan.

“Kami tadi tangani korban kecelakaan kerja di pabrik tersebut," kata Kasi Penyelamatan Damkar Kota Semarang, Listiyono pada Kamis (4/8/2022).

Korban bernama Saiful Rohman (26) warga Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng). Dia bekerja di Kawasan Industri Candi (KIC) di Jalan Gatot Subroto Blok 2 3C, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. 

Tangan korban terjepit mesin press plat besi bermula saat korban mau mencetak plat besi memakai mesin press yang berbentuk persegi kecil. Mesin ini memiliki dua tombol operasional di sebelah kanan dan kiri yang merupakan sistem operasional mesin press. 

Korban yang merupakan operator bisa mengoperasikan mesin press secara aman dengan cara menekan tombol menggunakan kedua tangan, karena sistem ini manual. Namun, salahsatu tombol diduga tidak ditekan oleh korban. 

"Setiap barang yang dimasukan harus ditekan tombol dua-duanya dan salah satu tombol tidak bisa dipencet. Itu posisi tombolnya di kanan dan kiri,” ucapnya. 

Listiyono mengemukakan korban disuntik bius lokal saat dievakuasi supaya tidak merasakan kesakitan sehingga mempermudah proses evakuasi. 

Walaupun demikian, petugas tetap mengalami persoalan selama proses evakuasi seperti perusahaan tidak memiliki teknisi mesin. Jadi, petugas buta terhadap cara kerja mesin tersebut.

Dengan begitu petugas Damkar Kota Semarang mesti menanti lama teknisi mesin dari penyedia alat tersebut. Dari hal ini diketahui terdapat penn (besi) putus, sehingga sulit dikendalikan operator. 

"Selain itu mesin sangat berat untuk dikendalikan," tuturnya.

Proses evakuasi memerlukan waktu hampir dua jam yang dilanjutkan dengan membawa korban ke rumah sakit (RS). Hal ini guna memperoleh perawatan medis menggunakan Tim Ambulans Hebat. (trj/din)