Alasan Mewaspadai Gerakan Candiru Diduga dari Israel

Dedy Permadi
Dedy Permadi
Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memantau ancaman siber Candiru yang membidik aktivis, politikus, dan jurnalis di berbagai negara. Temuan ini selalu dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk di antaranya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). "Kelompok hak asasi manusia Citizen Lab dan Microsoft menemukan perusahaan siber dari Israel bernama Candiru membuat dan menjual perangkat lunak yang bisa menembus pertahanan Windows," kata Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi pada Selasa (20/7/2021). Reuters memberitakan spyware Candiru disebar ke seluruh dunia, menargetkan organisasi masyarakat seperti kelompok pembangkang di Saudi dan media beraliran kiri di Indonesia. Citizen Lab menyebutkab Microsoft meneliti sekitar 100 korban dari berbagai negara, yaitu pembela hak asasi manusia, pembangkang, jurnalis, aktivis, dan politikus. Kominfo mengimbau masyarakat untuk memperbarui kata sandi secara berkala dan memasang otentikasi keamanan berlapis (multi-factor authentication) terutama pada aplikasi yang mengelola data pribadi. Selain itu meminta masyarakat memastikan perangkat yang digunakan memiliki fitur keamanan yang terbaru dan selalu berhati-hati ketika mengakses konten. Microsoft sudah menambal kerentanan ini lewat pembaruan perangkat lunak. Perusahaan ini menduga Candiru, adalah perusahaan swasta Israel yang menggunakan kode Sourgum. Candiru menyasar kerentanan di peramban, antara lain Google Chrome yang sudah ditambal Google, Kominfo melihat mitigasi ancaman siber bisa dilakukan dengan edukasi dan literasi digital Gerakan Nasional Literasi Digital Nasional (GNLD) Siberkreasi.