Pemerintah Diminta Susun Kebijakan Kendaraan Listrik

Yannes Martinus Pasaribu
Yannes Martinus Pasaribu
Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu  generasi millenial dan generasi Z sudah siap menerima dan mengadopsi teknolog baru yang akan diterapkan pada kendaraan masa depan seperti kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Teknologi baru tersebut mampu menawarkan pengalaman yang menyenangkan. Namun, tentunya teknologi tersebut harus dinikmati sesuai dengan batas daya beli pengguna. "Tugas pemerintah untuk membuat strategi kebijakan pajak, insentif, dan privilege yang pro terhadap masyarakat," katanya pada Minggu (14/2/2021). Kendaraan listrik harus memfasilitasi perkembangan teknologi pada perangkat pengguna, termasuk generasi muda. “Kendaraan berteknologi autonomous (otonom), baik level satu hingga level lima jelas merupakan hal yang sangat menarik bagi segmentasi ini,” jelasnya. Yannes mengemukakan butuh kerjasama antara pemerintah, industri otomotif, masyarakat, dunia usaha, akademisi atau pakar, dan media massa yang terstruktur, sistematis, dan masif. Pemerintah diharapkan untuk mengenalkan kebijakan pemerintah terkait kendaraan listrik kepada pasar potensial sesegera mungkin. Selain itu pemerintah diminta merangkul stakeholders dan menjalankan program penumbuhkembangan AIDA (Awareness/Kesadaran, Interest/Kepentingan, Desire/Keinginan, Acceptance/Penerimaan). Ericsson juga sempat berpendapat bahwa Indonesia sangat mungkin mengadopsi teknologi baru untuk kendaraan listrik, terutama jika 5G sudah tersedia, siapnya pabrik dan otomotif. Apalagi, regulasi terkait sudah diterbitkan di Indonesia. “Masih banyak riset dan studi yang dijalani di sektor otomotif (untuk 5G dan V2V),” jelas Country Head Ericsson Indonesia Jerry Soper.