Peningkatan Kapasitas SDM Nuklir Lewat Kerja Sama

Delegasi Regional Cooperative Agreement Regional Office (RCARO) saat mengunjungi BRIN. (foto:gemapos/BRIN)
Delegasi Regional Cooperative Agreement Regional Office (RCARO) saat mengunjungi BRIN. (foto:gemapos/BRIN)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pemerintah Korea, melalui Regional Cooperative Agreement Regional Office (RCARO), mendukung program peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Untuk membahas dan menindaklanjuti keseluruhan kerja sama yang akan dilakukan, delegasi RCARO mengunjungi BRIN pada 26 Februari hingga 2 Maret 2024.

Pertemuan kolaboratif dengan pakar Indonesia ini untuk memperkuat ikatan kerja sama nuklir dan lebih menyempurnakan berbagai kegiatan kerja sama yang dibahas. Serta, kemungkinan pengembangan kapasitas SDM berbasis iptek nuklir antara pemerintah Korea dan Indonesia.

Delegasi RCARO didampingi oleh representatif beberapa institusi Korea Selatan yang potensial menjadi mitra BRIN dalam implementasi kerja sama, yaitu Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI), Korea Institute of Radiological & Medical Sciences (KIRAMS), dan KEPCO International Graduate School (KINGS).

Sementara itu, BRIN sebagai focal point kerja sama ini melibatkan beberapa institusi nasional dalam pembahasan peluang kerja sama, meliputi Kementerian ESDM, Rumah Sakit Dharmais, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada.

“Kami berharap BRIN dapat berkolaborasi dengan Korea untuk meningkatkan infrastruktur dan mengembangkan kapasitas SDM di Indonesia,” ungkap Deputi Bidang SDM Iptek BRIN Edy Giri Rachman Putra, dalam pertemuan di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Jumat (1/3).

Dijelaskan Edy, BRIN menawarkan penelitian dan pengembangan bersama untuk pengembangan dan pemanfaatan fasilitas nuklir melalui program peningkatan kapasitas dan mobilitas. BRIN diberi mandat untuk mengelola manajemen talenta riset dan inovasi nasional, termasuk talenta di bidang teknologi nuklir dan radiasi.

BRIN memiliki banyak skema untuk program peningkatan kapasitas dan mobilitas talenta riset dan inovasi. Program peningkatan kapasitas diantaranya program degree, yakni BRIN-LPDP Targeted PhD Student Scholarship dan Degree by Research (DbR).

Sedangkan program mobilitas lainnya adalah Postdoctoral Fellow, Visiting Researcher/Professor, Joint Research Visit, dan Specific hands-on Training.

“BRIN terbuka terhadap skema co-funding (in-kind support) dari lembaga pendanaan lain dalam mempercepat jumlah talenta riset dan inovasi. Program mobilitas mahasiswa PhD luar negeri (Indo-Aid) untuk melakukan penelitian (degree) di Indonesia sedang dipersiapkan,” jelas dia.

Lebih lanjut diuraikannya, BRIN saat ini sedang berfokus untuk mengembangkan, merevitalisasi, dan meng-upgrade fasilitas nuklir, terutama fasilitas reaktor dan akselerator.

 

 

 

 

 

“Setidaknya hingga 2030, hampir semua aktivitas kami dalam aplikasi nuklir harus berbasis reaktor nuklir dan akselerator,” tegasnya.

Program penelitian dan pengembangan iptek nuklir dan aplikasinya difokuskan pada pertama, revitalisasi fasilitas reaktor nuklir di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, untuk penelitian nuklir tingkat lanjut dan dekomisioning fasilitas nuklir.

Kedua, melakukan penelitian dan pengembangan siklotron berkapasitas 30 MeV untuk keperluan industri dan medis di KST B.J. Habibie. Dan

ketiga, penelitian dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) eksperimental untuk produksi listrik dan hidrogen. (*)