Pelantikan Pimpinan Pratama Kementerian PUPR
Basuki juga berharap para pimpinan di Kementerian PUPR berkarakter kuat dengan sifat berani, tangguh, dan disiplin. Berani karena berintegritas. Tugas bapak/ibu sekalian di eselon III adalah membuat keputusan, diikuti dengan kewenangan dan tanggung jawab. Contohnya, saat ada moratorium penghentian sementara beberapa proyek konstruksi akibat terjadi sejumlah kecelakaan kerja, pada saat itu juga bertepatan dengan jadwal span lifting pembangunan Jembatan Youtefa. "Dibutuhkan orang-orang berani yang berintegritas untuk membuat keputusan saat itu,” ujarnya. Pemimpin yang kuat juga harus memiliki sifat tangguh yakni sanggup menghadapi masalah. Tangguh karena dia kompeten. Latihan dan belajar terus menerus, tidak malu bertanya dengan orang lain. "Pemimpin yang kuat harus disiplin dan mampu melakukan sesuatu yang harus dilakukan,” jelasnya. Basuki mengingatkan kembali pesan Four Big No yakni No bribery (suap), no kickback (imbalan), no gift (hadiah), no luxurious lifestyle (tetaplah sederhana). Dalam hal hidup sederhana dan kepemimpinan terdapat tiga contoh nyata dalam kehidupan. Mereka adalah Baharuddin Lopa Jaksa Agung periode Juni-Juli 2001, Suyono Sosrodarsono Menteri PU periode 1983-1988, dan Jenderal M. Yusuf Menteri Hankam periode 1978-1983. Pelantikan dua pejabat pimpinan tinggi pratama dan 489 pejabat administrator (eselon III) di Kementerian PUPR dihadiri oleh Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo. Kemudian, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Widiarto, Dirjen Sumber Daya Air Jarot Widyoko. Selanjutnya, Dirjen Bina Marga Hedy Rahadian, Dirjen Cipta Karya Danis Sumadilaga, Dirjen Perumahan Khalawi AH, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Eko Djoeli Heripoerwanto. Tidak ketinggalan Dirjen Bina Konstruksi Trisasongko Widianto, Kepala BPIW Hadi Suchyon dan Kepala BPSDM Sugiyartanto. (din)