Upayakan Pengembangan Pariwisatan, Kemenparekraf Gelar Program Netas

Sekretaris Kementerian Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani dalam kegiatan Nemuin Komunitas yang digelar di Titik Nol Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (4/10/2023). (foto: gemapos/ antara)
Sekretaris Kementerian Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani dalam kegiatan Nemuin Komunitas yang digelar di Titik Nol Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (4/10/2023). (foto: gemapos/ antara)


Gemapos.ID (Jakarta)- Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani mengungkapkan kegiatan Nemuin Komunitas (Netas), yang digelar di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, merupakan upaya pengembangan kepariwisataan.

"Acara ini bagian dari pengembangan kepariwisataan, karena pariwisata adalah multisektor, multidimensi, dan tidak bisa hanya dibangun Kemenparekraf kami membutuhkan stakeholders dan sama-sama melalui gerak cepat (gercep), gerak bersama (geber) dan gas pol (garap semua potensi online) yang ada untuk membangun sektor parekraf," ujar Giri saat ditemui di Titik Nol Nusantara , Penajam Paser Utara, Kaltim, Rabu.

Ia menambahkan melalui kolaborasi termasuk dengan komunitas dapat memperkuat jejaring tak hanya di IKN Nusantara melainkan secara nasional dan hal ini karena banyak komunitas yang membangun kepariwisataan dan berbagai sektor lain.

Kegiatan yang melibatkan 91 peserta dari 62 komunitas ini dapat mendukung pembangunan kepariwisataan yang berujung pada mendukung perekonomian juga aspek lain yakni bernegara dan bermasyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Otorita IKN Muhsin Palinrugi menuturkan pihaknya mendukung program Netas.

"Satu program yang sangat positif sekali dengan menemui komunitas dan tentu menggali aspirasi komunitas, sehingga terjadi jejaring kolaborasi," ujarnya.

Ia menuturkan konsep pembangunan IKN berkonsep smart forest city ini. Hingga kini, pihaknya sedang mengidentifikasi destinasi wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di kawasan IKN.

"Saat ini posisi kita masif identifikasi. Langkah ini tidak menunggu dari komunitas, kami berjalan dan sudah beberapa lokasi kami kunjungi. Nanti, kalau ada laporan dari masyarakat kita akan datang ke sana," ujarnya.(ri)