Jawa Timur Barometer Penentu Pemilu 2024? Berikut Kata Pengamat

Direktrur Demostat Indonesia Fatlur Rhozi (tengah) saat berbicara dalam Diskusi Publik Cawapres Potensial di Jawa Timur yang digelar di Kota Malang, Rabu (4/10/2023). (gemapos/ant)
Direktrur Demostat Indonesia Fatlur Rhozi (tengah) saat berbicara dalam Diskusi Publik Cawapres Potensial di Jawa Timur yang digelar di Kota Malang, Rabu (4/10/2023). (gemapos/ant)


Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat dari lembaga survei Demostat Indonesia menilai wilayah Jawa Timur merupakan barometer penentuan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yang harus dimenangkan oleh para calon presiden dan wakil presiden yang berkontestasi.

Direktur Demostat Indonesia Fatlur Rhozi dalam Diskusi Publik Cawapres Potensial di Jawa Timur yang digelar di Kota Malang, Rabu (4/10/2023), mengatakan bahwa Jawa Timur merupakan tolak ukur pada pelaksanaan Pemilu bagi para kandidat.

"Jawa Timur saat ini menjadi barometer dan yang paling seksi. Jadi, untuk menentukan siapa yang akan menang tingkat nasional, pasti ukurannya adalah di Jawa Timur," kata Fatlur.

Fatlur menjelaskan, ada sejumlah nama yang memiliki potensi besar untuk mendampingi bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Sejumlah nama itu diantaranya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Kemudian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dari sejumlah nama itu, Erick Thohir dinilai paling unggul karena dianggap memiliki kinerja yang baik.

"Tiga orang memiliki potensi untuk Jawa Timur. Khofifah berangkat dari Gubernur Jawa Timur, Mahfud MD merupakan Menkopolhukam dan juga dari Jawa Timur. Tapi ketiga, Erick Thohir dianggap lebih mampu," katanya.

Ia menambahkan, Erick Thohir dinilai memiliki peluang yang cukup menjanjikan mengingat wilayah Jawa Timur juga merupakan barometer sepak bola yang sangat besar. Erick Thohir saat ini merupakan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

"Secara nasional (dengan jabatan Ketua Umum PSSI), iya berpengaruh. Namun kalau dalam tataran Nahdlatul Ulama (NU) dan organisasi masyarakat, Erick Thohir menjadi sosok yang masih diterima," katanya.

Hal tersebut, lanjutnya, mengingat Erick Thohir mampu melaksanakan peringatan Satu Abad NU beberapa waktu lalu dengan sukses. Saat itu, Erick Thohir menjadi Ketua Steering Committee (Panitia Pengarah) dalam perhelatan tersebut.

"Momentum yang tepat adalah ketika Erick Thohir menjadi Ketua Steering Committee, itu dianggap sukses dan lancar," katanya.

Ia menilai, Erick Thohir jika dipasangkan baik dengan Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto, akan memberikan dampak yang besar, atau dinilai mampu mengungguli pasangan lainnya.

"Erick Thohir digandeng dengan siapapun, paling unggul diantara cawapres potensial lainnya," tambahnya.

Hingga saat ini, ada tiga nama yang menjadi bakal calon presiden (capres) pada Pemilu 2024, yakni Ganjar Pranomo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Anies Baswedan telah dipastikan akan maju didampingi oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Sementara untuk dua calon lainnya, Ganjar dan Prabowo, hingga saat ini masih belum menentukan siapa pendamping atau bakal calon wakil presiden yang akan berkontestasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara. (pu)