TNI Bersinergi dengan PLN Untuk Manfaatkan FABA PLTU Amurang

Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Legowo Widiananto Rahadi Jatmiko bersama jajarannya melakukan MoU dengan Manager UPDK Minahasa Andreas Arthur saat meninjau pemanfaatan FABA di PLTU Amurang, Senin (foto: gemapos/ antara)
Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Legowo Widiananto Rahadi Jatmiko bersama jajarannya melakukan MoU dengan Manager UPDK Minahasa Andreas Arthur saat meninjau pemanfaatan FABA di PLTU Amurang, Senin (foto: gemapos/ antara)


Gemapos.ID (Jakarta)- Sejumlah petugas dan karyawan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Amurang, tepatnya di Jalan Trans Desa Tawaang, Kecamatan Tenga, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), sambut rombongan Pangdam XIII/Merdeka.

Sejumlah tentara berada di sepanjang jalan memasuki Kabupaten Minahasa Selatan hingga ke lokasi PLTU 2 Sulut Amurang guna mengamankan jalan yang dilalui oleh jenderal bintang dua ini.

Kemudian, rombongan Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Legowo Widiananto Rahadi Jatmiko tiba di PLTU 2 Sulut Amurang dengan disambut sejumlah pejabat PLN, yang didampingi oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XIII/Merdeka Cristiana Sari Proboningrum.

Kedatangan Pangdam XIII/Merdeka ini disambut langsung oleh Manager PLN Nusantara Power UPDK Minahasa Andreas Arthur Napitupulu, selain itu, Pangdam juga disambut dengan para penari yang menarikan Tarian Tetengkoren, kemudian mereka berkumpul di depan Kantor PLTU 2 Amurang untuk melakukan penandatanganan kerja sama.

Pangdam XIII/Merdeka Mayjen Legowo Widiananto Rahadi Jatmiko, melakukan penandatanganan MoU dengan Manager PLN Nusantara Power UPDK Minahasa, Andreas Arthur Napitupulu.

Melalui MoU ini, Kodam XIII/Merdeka berkomitmen untuk memanfaatkan FABA (fly ash, bottom ash, dan boiler slag ash) dari tiga PLTU yang terletak di wilayahnya yakni PLTU Amurang di Sulawesi Utara, PLTU Anggrek di Gorontalo, dan PLTU Ampana di Sulawesi Tengah.

Pangdam XIII/Merdeka menekankan pentingnya PLTU Amurang dalam konteks ekonomi sosial yang berdampak langsung pada masyarakat. Selain itu, ia mengungkapkan dukungannya terhadap kerja sama ini, terutama dalam pengelolaan FABA untuk kepentingan masyarakat.

Pangdam XIII/Merdeka pun, mengapresiasi kesempatan mengunjungi PLTU Amurang, yang menurutnya adalah objek vital nasional yang harus dijaga dengan baik. Ia dengan tegas mendukung kerja sama dengan PLN dalam konteks ini.

selain itu, ia juga menyoroti peran penting PLTU Amurang di bidang ekonomi sosial yang secara langsung berdampak pada masyarakat. PLTU tersebut menggunakan batu bara sebagai bahan bakunya, yang menghasilkan FABA sebagai limbah.

Penandatanganan MoU atau kerja sama untuk pengelolaan FABA adalah langkah yang diambil untuk menjaga kepentingan masyarakat dan memastikan bahwa dampak lingkungan dari limbah ini dapat diminimalkan.

Adapun manfaat yang didapatkan yakin, memberikan dampak positif kepada masyarakat setempat, meningkatkan taraf hidup, dan memberikan pendidikan yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Andreas Arthur, Manager PLN UPDK Minahasa,  menjelaskan perubahan luar biasa mengenai FABA, yang sebelumnya dianggap sebagai limbah berbahaya.

Namun, berkat perubahan peraturan terbaru, FABA dari PLTU non-stocker telah dihapus dari daftar limbah berbahaya. Ini adalah berita besar karena FABA ini ternyata bisa menjadi solusi brilian dalam berbagai proyek konstruksi.

FABA ini ternyata memiliki potensi luar biasa sebagai pengganti semen dan bahan baku utama untuk berbagai proyek konstruksi.

Ini termasuk pembuatan batako yang kokoh, blok paving yang tahan lama, dan bahkan digunakan dalam pembangunan jalan desa yang sangat dibutuhkan.

Namun, kebaikan tidak berhenti di situ. Kerja sama ini membuka peluang emas dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Andreas dengan jelas melihat potensi kerja sama yang kuat dalam memperbaiki infrastruktur desa, seperti perbaikan jalan desa yang akan memudahkan mobilitas warga dan pembangunan rumah yang layak huni.

Tidak hanya itu, menurut Andreas kerja sama ini juga mencakup tawaran berkontribusi dalam membangun fasilitas penting seperti ruang serbaguna, ruang pelatihan, dan sarana olahraga.

Dan yang tak kalah penting, TNI akan berada di garis terdepan dalam penanggulangan bencana, memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan dalam situasi darurat, seperti yang terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan beberapa waktu lalu.

Inisiatif luar biasa ini melibatkan tiga PLTU di tiga provinsi yakni Sulut, Gorontalo, dan Sulteng, dan dampak positifnya akan dirasakan oleh kesatuan TNI serta masyarakat yang mereka layani.

Tim TMMD segera melihat potensi FABA yang dihasilkan dari PLTU Amurang di dekat desa. Mereka memahami bahwa limbah ini bisa menjadi solusi untuk membangun kembali desa tersebut.

Proyek TMMD ini bukan hanya tentang pembangunan fisik, melainkan juga tentang memperkuat hubungan antara TNI dan masyarakat.

Prajurit-prajurit yang sebelumnya hanya dikenal sebagai penjaga keamanan, sekarang menjadi teman dan mitra dalam usaha membangun desa.

Gerakan ekonomi

Bupati Minahasa Selatan Frangky Donny Wongkar dengan senang hati menyambut kerja sama ini dan melihatnya sebagai peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Harapannya, pemanfaatan FABA memberikan kontribusi positif bagi Pemerintah dan pelaku usaha dan membantu menggerakkan roda ekonomi ke depan.

Pihaknya berharap para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat memanfaatkan FABA ini untuk memproduksi berbagai bahan bangunan, seperti batako, paving stone, dan produk sejenis lainnya.

Wongkar berkomitmen mengalokasikan FABA ini dalam pengembangan infrastruktur sektor pariwisata di Sulut. Dia melihat potensi besar dalam menggunakan FABA untuk meningkatkan daya tarik pariwisata daerah tersebut, yang akan memberikan manfaat ekonomi dan lapangan kerja kepada masyarakat setempat.

Dengan semangat kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan sektor energi, sumber daya yang bijak dan inovasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan di wilayah tertentu.

Bukti nyata bagaimana limbah batu bara yang diolah dengan bijak dapat membantu membangun komunitas dan memberikan manfaat jangka panjang. Semangat gotong-royong, kolaborasi, dan perubahan positif yang terjadi menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Hal ini adalah bukti konkret bagaimana kolaborasi antara sektor energi dan militer dapat membawa perubahan positif yang besar pada pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.(pa)