Bumdes dan Koperasi Bisa Tingkatkan Perekonomian Desa

Bumdes
Bumdes
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Koperasi dapat bekerjasama meningkatkan perekonomian pedesaan. Hal ini berujung memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional. Kedua pihak dapat bekerjasama dengan pengusaha untuk membangun industri pengolahan dengan model bisnis yang saling menguntungkan. Hal itu disampaikan oleh Dodiet Prasetyo, Ketua Panitia Pelaksana Village Investment Forum/VIF (Forum Investasi Desa) 2019 pada Pembukaan VIF 2019 di Banyumas, Jawa Timur (Jatim), Kamis (26/12/2019). Suprapedi, Staf Khusus Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) yang hadir mewakili menteri menyampaikan penghargaan yang tinggi dari menteri tersebut pada acara tersebut. Acara ini dihadiri oleh 250 peserta dari ratusan desa, sejumlah calon investor, dan berbagai pemangku kepentingan. "VIF 2019 diharapkan bisa diselenggarakan rutin sebagai ajang temu mereka yang bersemangat membangun desa, bisa diselenggarakan di banyak daerah sehingga dampaknya meluas,” katanya. Yunastuti dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi sekaligus Ketua Gabungan Ekspor Indonesia mengemukakan tahun depan diperkirakan Indonesia akan memasuki krisis ekonomi. Namun, usaha mikro kecil sudah terbukti yang paling bisa bertahan, antara lain usaha mikro kecil dari desa. “Ekspor perlu didorong dari desa dan modal bisa didorong mandiri urunan masyarakat desa dengan berkoperasi,” ujarnya. Dewi Hutabarat dari Sinergi Indonesia menambahkan investasi di desa harus menguntungkan desa dan warganya. Jangan sampai terjadi pengalihan kepemilikan sumberdaya desa ke tangan pemilik modal. "Paradigma investasi desa juga harus diubah menjadi kerjasama yang menempatkan desa sebagai subyek yang punya posisi tawar sejajar dengan investor,” ujarnya. VIF 2019 bertujuan sebagai sarana bagi desa untuk saling berkomunikasi dan mengembangkan iklim investasi dan usaha di wilayahnya. Acara ini kali pertama diselenggarakan dan diharapkan berlangsung setiap tahun. Sementara itu suatu desa dapat dimajukan dengan pemanfaatan teknologi digital dengan menggunakan data. Hal tadi telah dikembangkan menjadi suatu aplikasi bernama Farmers Apps yang dipakai oleh petani yang tergabung dalam Forum Petani Muda Keren di Bali. “Petani menggunakan ini untuk menanam apa, kapan panen, dan berapa banyak,” ujar Agung Wedha pengusaha muda Bali Organic Subak (BOS). (mam)     .