Memperkenalkan Surat Suara dan Cara Mencoblos ke Siswa SMA

KPU Riau kenalkan surat suara dan cara nyoblos bagi anak SMA &, Pekanbaru, guna meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2024, Pekanbaru, Senin (7/8/2023). (foto: antara)
KPU Riau kenalkan surat suara dan cara nyoblos bagi anak SMA &, Pekanbaru, guna meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2024, Pekanbaru, Senin (7/8/2023). (foto: antara)


Gemapos.ID (Jakarta) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau mengenalkan surat suara dan cara mencoblos surat suara bagi siswa sekolah menengah atas (SMA) setempat menjelang Pemilu 2024.

Anggota KPU Riau Nugroho Noto Susanto di Pekanbaru, Senin menyampaikan bahwa data KPU mencatat pasca-Pilkada 2020 lalu, terdapat 488.448 ribu pemilih yang belum pernah sama sekali menggunakan hak pilihnya. Pemilih ini berusia 17-20 tahun pada 14 Februari 2024.

"Beberapa siswa menyampaikan bahwa dirinya terdaftar di luar Pekanbaru. Dan hal itu memang hal lumrah karena lokasi tempat pemungutan suara yang ditetapkan oleh KPU menyesuaikan alamat yang tertera di KTP elektronik para pelajar tersebut," kata Nugroho.

Dalam kesempatan dia menyampaikan ada lima jenis surat suara pada pemilu 2024. Kemudian teknis mencoblos yang benar, mengenalkan maskot Pemilu 2024 berupa Sura dan Sulu, serta memberikan demonstrasi cara mencoblos oleh pelajar laki-laki dan perempuan.

Peserta sosialisasi yang berjumlah lebih dari 250 siswa-siswi tersebut tampak antusias mengikuti sosialisasi. Dalam kegiatan tersebut KPU Riau didampingi juga oleh anggota PPK Kecamatan Senapelan, dan anggota PPS beberapa kelurahan sekitar.

Pada kesempatan tersebut dilakukan juga pengecekan daftar pemilih melalui laman cekdptonline.kpu.go.id. “Alhamdulillah tidak ada satupun yang komplain tidak terdaftar di DPT," sebutnya.

Kepala Sekolah SMA 7 di Pekanbaru, Nurafni mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan kesediaan KPU Riau yang akan menyampaikan berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang praktik demokrasi dan pemilu di Indonesia khususnya di Riau.

"Belajar itu terdapat berbagai metode, di antaranya belajar dari para praktisi seperti KPU yang diberi amanat menyelenggarakan pemilu dan pilkada di Indonesia,” ujarnya. (pu)