Menilik Kisah Sinead O'Connor soal Kesehatan Mental dan Mualaf Sebelum Meninggal

Sinead O'Connor (Foto: Twitter/MagdaDavitt77)
Sinead O'Connor (Foto: Twitter/MagdaDavitt77)


Gemapos.ID (Jakarta) Sinead O'Connor meninggal dunia di usia 56 tahun. Kabar duka itu disampaikan oleh keluarga dari penyanyi asal Irlandia tersebut.

"Dengan sangat sedih kami mengumumkan meninggalnya Sinead yang kami cintai. Keluarga dan teman-temannya sangat terpukul dan meminta privasi pada saat yang sangat sulit ini," itulah pesan yang disampaikan oleh keluarga Sinead O'Connor dilansir dari BBC News pada Kamis (27/7/2023).

Sebelum meninggal dunia, Sinead O'Connor juga berjuang dengan kesehatan mentalnya. Ia selalu terbuka mengenai hal tersebut di media sosial dan di setiap wawancara.

Sinead O'Connor mengungkap dirinya mengalami agoraphobia. Kondisi tersebut membuatnya ketakutan berada di tempat ketika bantuan tidak tersedia.

Mereka yang mengalami agoraphobia takut dengan kerumunan atau menjadi penyendiri. Hal ini membuatnya kesulitan bertemu dengan orang lain, bahkan hingga kelaparan.

Pada 2015 Sinead O'Connor juga pernah mengagetkan publik dengan menulis surat di Facebook. Dalam surat tersebut pelantun hits Nothing Compares 2 U itu mengaku overdosis di salah satu hotel di Irlandia.

Semenjak itu Sinead diawasi secara ketat agar tak melakukan perbuatan yang tidak diinginkan. Secara pribadi, ia juga terus mencari ketenangan jiwa agar kondisinya membaik.

Ganti Nama karena Mualaf

Pada 2018, Sinead O'Connor pun mengumumkan dirinya menjadi mualaf. Kabar tersebut disampaikan di Twitter, dengan unggahan foto dirinya mengenakan hijab.

"Di sini aku mengumumkan dengan bangga sudah menjadi muslim. Ini adalah sebuah kesimpulan alami dari perjalanan seorang teolog yang cerdas. Semua kitab mengarah ke Islam," tulisnya pada caption foto.

Ia juga memutuskan untuk mengubah namanya. Sinead O'Connor mengubah namanya menjadi Shuhada.

"Aku akan diberi nama baru. Aku akan dipanggil Shuhada'," kicaunya di Twitter.

Setelah menjadi mualaf, Sinead O'Connor pun memutuskan menjual pakaiannya dan mendonasikan hasilnya ke Bray Women's Refuge. Asosiasi itu didirikan untuk merawat 140 wanita dan anak-anak setiap tahunnya.

"Ini untuk mengumumkan, akan ada penjualan semua pakaian pra-Islam saya dalam bantuan dari Bray Women's Refuge, yang melakukan pekerjaan luar biasa seperti itu," ungkap Sinead di Twitter.

"Orang-orang juga akan mengajukan penawaran dalam lelang gaun dan pakaian lain yang dikenakan dalam promosi album 'I Not Not Bossy I 's The Boss'," tulisnya lagi.(da)