Petualangan Teroris di Lampung Lenyap Ditangan Densus 88

Densus 88 (ist)
Densus 88 (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) - Salah satu yang tewas dalam tembak menembak di Pringsewu, Lampung, adalah Ngaderi alias Budi Anduk alias Samsul alias Sambada. Ini tokoh penting Jamaah Islamiyah jaringan Poso yang menghilang sejak 2005. Densus 88 sempat kehilangan jejaknya. Kekhawatiran pihak Densus 88 sangat beralasan, pasalnya Ngaderi ditengarai memiliki senjata api sisa konflik Poso. Ditambah lagi dia memiliki keahlian menguasai struktur mekanis senjata laras panjang dan Revolver.

Menariknya lagi, Ngaderi termasuk bagian dari anggota JI lama yang masih "old book style", yakni meyakini cara-cara lama dalam melakukan aksi-aksinya. Semisal menghalalkan "Fa'i" (perampokan uang) dan pembunuhan anggota kepolisian dan tentara karena dianggap "Thoghut".

Tapi Densus 88 sangat paham pola-pola JI. Kelompok sejenis mereka bisa saja kabur tapi pasti sulit untuk sembunyi. Ini soal kesabaran saja. Dan betul, dari penangkapan sebelumnya kemudian muncul nama Ngaderi alias Budi Anduk di Lampung.

Ngaderi dan jaringannya ternyata menguasai satu bukit di wilayah yang sangat terpencil di ketinggian 500 mdpl. Satu titik tanpa jaringan listrik dan sinyal ponsel. Ditambah sulitnya medan membuat wilayah itu jadi zona nyaman bagi Ngaderi cs untuk bersembunyi.

Dari lokasi itu kemudian ditemukan banyak hal yang mengejutkan. Ditemukan beberapa alat bubut dan potongan pelat serta pipa baja untuk membuat senjata rakitan.

Terdapat juga bunker sedalam 2 meter untuk uji coba senjata rakitan yang diperkirakan untuk meredam suara letusan dari kecurigaan para pekebun di lereng-lereng bukit.

Uniknya lagi ditemukan solar cell untuk pasokan listrik yang ditampung ke sebuah akumulator besar. Petualangan Ngaderi alias Budi Anduk berakhir kemarin. Ikut meninggal bersamanya Zulkifli, pemilik senjata M16 dan pimpinan kelompok ini yang berasal dari Lampung.

Bersama mereka juga ditangkap Nanto Bojel, anggota JI lama dari jaringan Poso, Aslam dan Khoirul dari jaringan JI Lampung. Sesuai jejaknya ketika di Poso, Budi Anduk pernah berujar; "Densus 88 tidak akan pernah bisa menangkap saya secara gratis, saya pasti akan melawan".

Kemarin, niat itu telah dibayar oleh Densus 88.(da)