Begini Penerapan ESG di Kemang Village oleh Lippo Karawaci

"Terlebih dalam pembangunan perkotaan yang menerapkan konsep ramah lingkungan dan keberlanjutan. Salah satu implementasi konsep ini yaitu pengelolaan air di kawasan Kemang Village Jakarta Selatan," kata Group CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady di Bekasi pada Senin (23/1/2023).
"Terlebih dalam pembangunan perkotaan yang menerapkan konsep ramah lingkungan dan keberlanjutan. Salah satu implementasi konsep ini yaitu pengelolaan air di kawasan Kemang Village Jakarta Selatan," kata Group CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady di Bekasi pada Senin (23/1/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Lippo Karawaci menerapkan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis termasuk tata kelola air Kemang Village.

"Terlebih dalam pembangunan perkotaan yang menerapkan konsep ramah lingkungan dan keberlanjutan. Salah satu implementasi konsep ini yaitu pengelolaan air di kawasan Kemang Village Jakarta Selatan," kata Group CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady di Bekasi pada Senin (23/1/2023).

Penggunaan konsep pengelolaan air di lahan kawasan Kemang Village Jakarta Selatan seluas 15,5 hektare mampu memenuhi 99% kebutuhan air secara mandiri.

Sistem pengelolaan air dilakukan dengan membuat kolam retensi berkapasitas 100.000 meter kubik pada bagian bawah Kemang Village. Hal ini berfungsi untuk mengumpulkan air hujan dan air limpasan dari area sekitar Kemang.

"Kolam retensi ini memiliki peran penting untuk mencegah banjir dan juga berfungsi sebagai sumber air dalam pengembangan yang terintegrasi," ujarnya. 

Instalasi pengolahan air di Kemang Village memproses dan memproduksi air minum, sedangkan instalasi pengolahan air limbah mengelola air limpasan untuk memproduksi air yang tidak dapat diminum untuk digunakan kembali.

John mengatakan salah satu wujud nyata penerapan prinsip ESG yang signifikan adalah pengelolaan air di wilayah yang dibangun oleh perusahaan seperti di Kemang Village.

"Kemang Village adalah contoh utama bagaimana sirkulasi air dapat dicapai melalui daur ulang dan pengelolaan air yang bertanggung jawab," ujarnya.

Sebanyak 99% kebutuhan air di Kemang Village diperoleh dari sumber air alternatif terbagi atas 63% berasal dari pengumpulan air hujan dan air limpasan dari kolam retensi, sisanya sebesar 36% dari hasil pengolahan air limbah.

"Jadi, hanya satu persen pasokan air yang berasal dari sumber air kota. Kawasan Kemang Village telah secara signifikan meningkatkan efisiensi daur ulang air limbah dalam tiga tahun terakhir," ucapnya.

Kemang Village telah mengolah 99% air limbah sejak 2021 dan hanya 1% air limbah yang dibuang atau naik dari total 68% pengelolaan air limbah serupa pada 2019.

Dari sudut pandang operasional, pengelolaan energi, dan sumber daya air secara efisien memungkinkan perusahaan membukukan penghematan biaya yang signifikan pada 2021.

Penghematan biaya itu terutama melalui berbagai inisiatif dalam meningkatkan aset seperti meningkatkan sistem bangunan lama dan kemampuan daur ulang air hujan serta air limbah.

"Kami dapat lebih baik lagi dalam meningkatkan efisiensi sumber daya kami, dan melibatkan pelanggan serta mitra usaha kami untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut," ujarnya. (ant/din)