Ganjar Nilai Jateng Bisa Jadi Pusat Tembakau Dunia

Capres nomor urut 03, ganjar Pranowo saat bertemu dengan masyarakat Klaten, Jawa Tengah, Selasa (26/12/2023). (foto: gemapos/Gesuri.id)
Capres nomor urut 03, ganjar Pranowo saat bertemu dengan masyarakat Klaten, Jawa Tengah, Selasa (26/12/2023). (foto: gemapos/Gesuri.id)

Gemapos.ID (Jakarta) - Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menilai Jawa Tengah bisa menjadi Pusat Tembakau Dunia, dan perlunya pengembangan hilirisasi sehingga industri hasil tembakau tumbuh berkelanjutan dan memberi kontribusi maksimal bagi perekonomian.

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat berkunjung ke Gudang Tembakau Empatlima di Klaten, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (27/12).

Menurut Ganjar, Jateng memiliki potensi menjadi Pusat Tembakau Dunia karena banyak produksi tembakau berkualitas berasal dari wilayah ini.  Salah satu daerah yang terkenal dengan icon tembakau kelas dunia adalah Temanggung, yang memproduksi Tembakau Srintil. 

"Tembakau dari Temanggung itu menjadi icon tembakau dunia, dunia loh. Kalau kita bicara Srintil, itu hanya ada di Temanggung, dan harganya mahal sekali. Itu kan Allah, Tuhan kasih rezeki buat kita, maka menurut saya perlu ada Pusat Tembakau di Indonesia dan tempat yang paling bagus ya di Jateng," ujar Ganjar seperti dikutip gemapos, Kamis (28/12/2023) .

Ganjar menjelaskan, Jateng memiliki potensi menjadi Pusat Tembakau Dunia karena memiliki benih yang bagus, produksi yang baik, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Baik untuk industri rokok, industri kosmetik, industri farmasi, atau kebutuhan lainnya. 

"Dan itu lah kalau kita bicara ada proses di research, hilirisasi, jadi tembakau bisa diproses untuk apa saja, butuh tempat riset agar bisa berkembang, jangan dimatikan," ungkap Ganjar.

Dia menambahkan, tembakau dari Klaten dan Boyolali sudah menembus pasar ekspor. Ini potensi pertanian dengan produk unggulan, yang seharusnya mendapat perhatian dan dikembangkan agar dapat memberikan kontribusi maksimal bagi perekonomian negara. 

Ganjar mengungkapkan, wacana untuk menjadikan Jateng sebagai Pusat Tembakau di Indonesia bahkan dunia sudah dipikirkannya sejak maju sebagai calon Gubernur Jateng pada 2013. 

Kala itu, Ganjar mendapat banyak cerita dari petani tembakau dan mengetahui bahwa tembakau yang diproduksi di Jateng memiliki kualitas tinggi dan telah diekspor. Harganya pun cukup mahal, sehingga dapat meningkatkan perekonomian petani juga daerah bahkan negara. 

"Sejak 2013 saya maju calon Gubernur Jateng, saya berdialog dengan kawan-kawan petani tembakau ini, dan mendapat banyak ilmu dari mereka, sehingga sudah terpikirkan bagaimana komoditas yang bisa menjadi unggulan produk Indonesia memang harus mendapat perhatian pemerintah," tutur Ganjar.

Perlunya perlindungan terhadap petani hingga ekosistem tembakau juga telah disampaikan Ganjar saat kunjungannya ke pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk di Bantul, Yogyakarta pada 19 Desember lalu.

Ganjar menegaskan industri tembakau sebagai salah satu industri padat karya yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang desa. Terlebih lagi, banyak pekerja perempuan di balik produksi tembakau.

“Mereka menggantungkan hidup selama puluhan tahun, mengerjakan pekerjaan detail di pabrik, mereka butuh ketenangan terhadap sumber penghasilan,” tukas Ganjar.

Tidak hanya itu, Ganjar juga mengapresiasi industri tembakau yang juga menerapkan lingkungan kerja inklusif. “Banyak pabrik mempekerjakan kaum disabilitas, baik perempuan maupun lelaki, mereka menjadi berdaya,” tutupnya. (rk/*)