Pupuk Indonesia Baru Capai Target Produksi 52%
Sebagai contoh dalam hal efisiensi pemakaian bahan baku, sepanjang 2019, perseroan mencatatkan realisasi rasio konsumsi gas untuk urea sebesar 27,56 MMBTU/ton, lebih efisien dari rencana yang sebesar 28,28 MMBTU/ton. Sementara rasio konsumsi gas untuk amoniak sebesar 35,92 MMBTU/ton yang juga lebih efisien dari rencana sebesar 36,05 MMBTU/ton. "Efisiensi ini penting dalam mengurangi beban pemerintah atas subsidi, termasuk untuk peningkatan daya saing produk Pupuk Indonesia Group," katanya. Aas memperkirakan efisiensi biaya produksi pada tahun ini akan semakin meningkat. Hal itu dikarenakan pemerintah telah menetapkan kebijakan penyesuaian harga gas bagi industri pupuk. Penurunan harga gas berdampak positif bagi sektor industri, termasuk industri pupuk. Kebijakan tersebut memberi manfaat efisiensi yang cukup signifikan terhadap ongkos produksi, yang pada akhirnya mengurangi beban subsidi pemerintah untuk komoditas pupuk. "Dampak kebijakan tersebut cukup signifikan karena komponen biaya gas memiliki porsi mencapai 70 persen dalam struktur biaya produksi," kata dia. Kapasitas produksi Pupuk Indonesia mencapai total 13,95 juta ton per tahun untuk segala jenis pupuk, dengan rincian 9,362 juta ton urea, 3,3 juta ton NPK, 500.000 ton SP-36, 750.000 ton ZA, dan 20.000 ton ZK. Adapun kapasitas produksi amoniak sebesar 7,1 juta ton per tahun. (ANT/AAN)