Ini Berbagai Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 2023

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini cukup bagus dibanding banyak negara dan global yang diperkirakan hanya akan bertumbuh 2% sampai 3% (yoy)," katanya di Jakarta pada Kamis (19/1/2023).
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini cukup bagus dibanding banyak negara dan global yang diperkirakan hanya akan bertumbuh 2% sampai 3% (yoy)," katanya di Jakarta pada Kamis (19/1/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastiowo optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dicapai sebesar 5% pada 2023 dibanding periode sama tahun lalu. 

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini cukup bagus dibanding banyak negara dan global yang diperkirakan hanya akan bertumbuh 2% sampai 3% (yoy)," katanya di Jakarta pada Kamis (19/1/2023). 

Bahkan, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan sepertiga negara di dunia akan mengalami resesi pada tahun ini dan Indonesia jauh dari ancaman tersebut meski tetap harus waspada.

Optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 didukung penerimaan pajak yang bisa mencapai target selama dua tahun berturut-turut yaitu 2021 dan 2022. Padahal, kedua tahun itu sedang pada masa yang sulit.

Realisasi penerimaan pajak sebesar Rp1.278,6 triliun pada 2021 atau 103,9% dari target Rp1.229,6 triliun. 

Untuk 2022 realisasi sementara penerimaan pajak mencapai Rp1.716,8 triliun atau 115,6% dari target Rp1.485 triliun.

Kinerja pajak pada dua tahun tersebut juga berkat kerja keras Direktorat Jenderal Pajak (DJP) serta kolaborasi dan sinergi kelembagaan dengan semua pihak.

"Tanpa usaha yang besar dari DJP dan semua pihak, tidak mungkin penerimaan tersebut bisa dicapai," tuturnya.

Hampir semua jenis pajak tumbuh secara baik positif, seperti Pajak Penghasilan (PPh) migas, PPh non migas, Pajak 

Capaian kinerja pajak selama dua tahun terakhir dinilai sebagai hasil dari reformasi pajak seperti penyesuaian tarif PPN dari 10% menjadi 11%.

"Bisa kita lihat pertumbuhan PPN sudah sekitar 25 persen di saat ekonomi kita masih relatif berada pada masa pemulihan. PPN ini menunjukkan dimensi gotong-royong melalui pajak," ujarnya. (ant/mau)