Tren Wisata Berubah Setelah Covid-19 Berakhir

Ni Wayan Giri Adnyani
Ni Wayan Giri Adnyani
Gemapos.ID (Jakarta) – Pandemi Covid-19 melanda hampir 200 negara, termasuk Indonesia diperkirakan membawa perubahan tren pariwisata dunia. Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan pihaknya tengah mengkaji dan mempersiapkan perubahan tren baru berwisata usai pandemi Covid-19. “Kami akan menyiapkan destinasi sesuai dengan kondisi new normal. Destinasi itu disiapkan dengan mengedepankan prinsip sustainable tourism, termasuk di dalamnya soal kesehatan dan keamanan,” katanya pada Minggu (27/9/2020). Pemerintah sudah membagi tiga tahapan dalam penanganan Covid-19, yakni masa tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi. Selain itu merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat Covid-19. “Realokasi akan diarahkan untuk berbagai macam program yang sifatnya pendukung masa tanggap darurat untuk membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," ujarnya. Founder dan Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya mengemukakan sektor pariwisata adalah sektor paling terdampak pandemi Covid-19 dan memiliki imbas kepada sektor lain. "Sekarang semua sadar ketika pariwisata setop, ekonomi juga setop. Semua baru sadar pariwisata adalah tulang punggung ekonomi," jelasnya. Setelah pandemi Covid-19 berakhir banyak wisatawan yang akan menuntut pariwisata, tidak hanya dari segi harga, tetapi juga keberlangsungan lingkungan di destinasi wisata. Bali sebagai contoh destinasi wisata yang menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Nusa Tenggara Barat (NTB) juga sekarang sedang bersiap karena melihat potensi di masa depan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan perdagangan, transportasi, dan pariwisata akan menjadi sektor yang terlebih dahulu mengalami pemulihan apabila pandemi Covid-19 sudah tertangani dengan baik. Tiga sektor ini paling terkait dengan kebijakan pembatasan mobilisasi manusia yang sekarang dilakukan untuk menekan penyebaran virus. Mereka yang menahan diri untuk tidak membeli makanan dari luar rumah alan mulai melakukannya lagi. "Situasi ini berpotensi menggeliatkan kembali jasa-jasa perdagangan mulai dari berskala kecil, seperti warung hingga supermarket," ucapnya. (m2)