Tiga Faktor Keberhasilan Penanganan Covid-19

Abubakar Eby Hara
Abubakar Eby Hara
Gemapos.ID (Jember) Pakar Ilmu Hubungan Internasional (HI) Universitas Jember (Unej) Abubakar Eby Hara mengemukakan tiga faktor yang dilakukan beberapa negara-negara anggota ASEAN supaya bisa mengatasi pandemi Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona). Ketiga faktor yang dimaksud adalah kemampuan negara (state capacity), kepercayaan sosial (social trust) dan kepemimpinan (leadership), serta peningkatan kerja sama antarnegara anggota ASEAN . "Kita bisa belajar pada Vietnam yang sukses menekan penderita COVID-19, caranya dengan memberlakukan lockdown secara tegas bagi warganya dan pelacakan yang cermat," katanya dalam webinar bertema 'ASEAN Menyongsong Era New Normal: Kontribusi dan Inovasi Perguruan Tinggi' di Unej,  Jember, Jawa Timur pada Senin (13/7/2020) Pemerintah Vietnam bisa menangani pandemi Covid-19 berkat belajar daro penanganan pandemi SARS pada 2002 . Kedua, kepercayaan sosial yakni rasa percaya di kalangan masyarakat sebuah negara dalam membangun persatuan dan kesatuan. "Kepercayaan sosial sedang digalakkan di semua negara ASEAN dengan harapan terbentuk kesetiakawanan nasional dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang mengubah semua sendi-sendi kehidupan sosial," ujarnya.  Faktor ketiga, kepemimpinan yakni pemimpin diharapkan mampu membuat keputusan yang baik dan tepat dalam menangani pandemi Covid-19 berdasarkan kajian ilmiah dan bukan untuk kepentingan politik tertentu. "Ada beberapa negara ASEAN yang tensi politiknya justru memanas di saat penanganan pandemi Covid-19 seperti Filipina dan Kamboja, karena kepala negara menggunakan undang-undang darurat untuk memperkuat posisi politiknya," jelasnya, Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN Kementerian Luar Negeri Carolina Tinangon menambahkan peningkatan kerja sama juga menjadi salah satu kunci untuk mengatasi pandemi Covid-19. ASEAN dipuji oleh dunia internasional lantaran responsif dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan  kegiatan Special ASEAN Summit for Covid-19 pada Juni 2020. (ant/mam)