Stasiun Manggarai Capai 30.000 Penumpang Transit per Hari

Budi Karya Sumadi3
Budi Karya Sumadi3
Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang membangun kawasan terpadu di beberapa titik simpul transportasi Jakarta seperti Stasiun Manggarai sebagai stasiun tersibuk di DKI Jakarta, bahkan di Indonesia.   Langkah ini guna memberikan layanan transportasi kereta api yang lebih baik kepada masyarakat. “Stasiun Manggarai kini melayani lebih dari 50% dari total seluruh perjalanan KRL Jabodetabek yang berjumlah 994 perjalanan setiap hari. Di masa pandemi saja, volume penumpang transit di Stasiun Manggarai mencapai 30.000 orang per hari,” kata Menteri Perhubungan (Menhiub) Budi Karya Sumadi. Hal ini disampaikannya secara daring dalam Diskusi Publik bertema ‘Stasiun Manggarai, Tonggak Pelayanan Baru’ yang diselenggarakan Institut Studi Transportasi (Instra) padaRabu (3/11/2021). Stasiun Manggarai akan menjadi stasiun sentral yang diintegrasikan dengan pengembangan Kawasan Transit Oriented Development (TOD). Jadi, pergerakan masyarakat lebih efektif dan efisien. “Pengembangan Stasiun Manggarai Baru masih terus kita lakukan, namun kini dapat kita lihat bagaimana megahnya Stasiun Manggarai, menyamai stasiun yang ada di kota-kota besar di dunia,” ucapnya. Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian tengah membangun Stasiun Manggarai Baru yang merupakan bagian dari Proyek Double-Double Track (jalur dwi ganda) Manggarai-Cikarang. Pembangunan ini terbagi beberapa paket pekerjaan yang sudah selesai antara lain Stasiun Jatinegara, Stasiun Depo Cipinang, dan sisi barat jalur baru elevated Stasiun Manggarai-Jatinegara-Cipinang. “Saat ini penyelesaian proyek DDT masih terus berjalan di tengah pandemi yank pembangunan Stasiun Manggarai sisi timur. Stasiun Bekasi, Underpass Cibitung, dan beberapa paket pekerjaan lainnya,” tuturnya. Budi Karya Sumadi mengemukakan pembangunan proyek DDT Manggarai-Cikarang yang telah rampung diharapkan dapat mengurangi keterlambatan perjalanan kereta api. Selain itu meningkatkan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api, dan menghemat waktu tempuh perjalanan. Ini akan menjadi standar baru bagaimana kita membangun perkeretaapian ke depan, untuk menyediakan transportasi massal yang mudah diakses, terjangkau, dan ramah lingkungan. “Diharapkan kehadirannya dapat mengurangi permasalahan transportasi perkotaan seperti, kemacetan dan polusi udara, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilih menggunakan transportasi publik,” ucapnya.