Pro dan Kontra Tonton Konten Pornografi Bagi Anak-Anak

Kasanra Putranto
Kasanra Putranto
Gempos.ID (Jakarta) Psikolog Keluarga Kasandra Putranto menyarankan anak-anak tidak diizinkan menyaksikan konten pornografi. Karena, ini bisa mengundang rasa ingin tahu yang berujung mau melakukannya. “Anak-anak hanya memperoleh kepuasaan fisik saja dengan menonton konten pornografi yang ditandai dengan keberadaan oksitosin pada perempuan dan vasopresin pada laki-laki, yang bersifat adiktif,” katanya pada Minggu (27/6/2021). Anak-anak lebih baik disajikan konten kesehatan seperti reproduksi, sehingga mereka bisa produktif. Hal ini lebih efektif diberikan pendidikan seks. Konten kesehatan reproduksi meliputi pemahaman norma hukum, norma agama dan norma sosial, sampai kesehatan fisik dan mental. “Hal ini diberikan secara bertahap sesuai kapasitas pemahaman dan pengendalian emosi anak,” tuturnya. Psikolog Pendidikan Anak dan Remaja Rumah Dandelion, Agstried Piether tidak sependapat. Dia membenarkan orangtua yang mengizinkan anak-anaknya menonton konten porno. “Tanyakan pada anak apa yang mendorong ia menonton film porno? Hasil diskusi tersebut orang tua dapat memberikan pendidikan seks yang faktual, berdasarkan ilmu pengetahuan," ucapnya. Hal berbahaya justru orangtua memberikan informasi salah tentang pornografi berakibat anak tumbuh dengan pengetahuan dan harapan hubungan seksual atau organ seksual. Biasakan anak mencari pengetahuan dari sumber yang benar dan terpercaya. “Jangan lupa sesuaikan juga pendidikan seks pada anak sesuai dengan usianya," ujarnya. Walaupun demikian, Agstried Piether mengakui konten porno yang dilihat anak-anak mesti dijelaskan itu bukan fakta seksual. Jadi, mereka tidak memperoleh pendidikan seks yang salah. Pemberian pendidikan seks, ucap Agstried Piether, sebaiknya diberikan sejak usia bayi di bawah lima tahun (balita) seperti pengenalan organ seks. Contohnya, penis sebagai penis, vagina sebagai vagina. “Sejak balita juga sudah harus diberikan edukasi tentang menjaga kebersihan organ, memahami mana anggota tubuh yang boleh disentuh atau tidak boleh disentuh,” ujarnya.