PKB Tak Bicara Banyak dalam Pilkada di Jatim

Asep Irama
Asep Irama
Gemapos.ID (Surabaya) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak banyak memperoleh kemenangan paslon dalam Pilkada Serentak 2020 di Jawa Timur. Hal ini menunjukkan semakin dinamis preferensi pemilih dalam kontestasi politik. "Pemilih tidak hanya menjadikan sentimen ideologis-relijius sebagai faktor paling dominan dalam menentukan pilihan," kata Pengamat Politik Indo Publika, Asep Irama di Surabaya, Jawa Timur pada Selasa (15/12/2020). Persepsi PKB sebagai representasi atau saluran politik praktis kalangan Nahdliyyin tidak berlaku. Karena, banyak politikus potensial yang berasal dari Nahdliyyin justru bergabung dengan partai politik (parpol) selain PKB. "Lemahnya kaderisasi di internal PKB menjadi faktor paling dominan dalam kekalahan pilkada kali ini," ujarnya. Dengan demikian, PKB dinilai gagal mengorbitkan kader-kader potensialnya, seperti Pilkada Sumenep selama dua periode terus dimenangkan kader PKB. Saat ini PKB lebih memilih non-kader, yakni Fattah Jasin-Ali Fikri yang tertinggal pada perolehan suara. "Hal tersebut tentu berpengaruh pada militansi kader. Mereka tidak akan begitu solid ketika rekomendasi partai jatuh pada non-kader," katanya. Dari data hitung suara versi KPU tertanggal 14 Desember 2020 pukul 11:00 WIB disebutkan PKB hanya berhasil mengantarkan satu kadernya, yakni Ahmad Muhdlor (Guiars Modlor) sebagai bupati terpilih Sidoarjo. Untuk non-kader PKB memenangkan Pilkada Kota Pasuruan yakni pasangan Saifullah Yusuf-Adi Wibowo dan Pilkada Ngawi pasangan ony Anwar Harsono-Dwi Rianto Jatmiko. Kemudian, Kabupaten Kediri, pasangan Hanindhito Himawan Pramana-Dewi Mariya Ulfa. Kedua pasangan terakhir menang melawan kotak kosong. (adm)