Pertama di Indonesia, Demplot Kayu Putih di Lahan Gambut

kayu putih
kayu putih
BP2TSTH Kuok (Kuok, Februari 2020)_ Pertama kali di Indonesia, Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah membangun demplot kayu putih di lahan gambut, hal ini diungkapkan oleh Dr. Anto Rimbawanto, Peneliti dari Balai Besar Litbang Bioteknologi Pemuliaan Tanaman Hutan (B2P2BPTH) Yogyakarta. “Pembangunan demplot kayu putih di lahan gambut ini adalah yang pertama kali di Indonesia, dan menjadi rangkaian kegiatan pengembangan pada program inovasi industri dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).” Kata Anto. Menurut Anto, pengamatan yang dilakukan setelah 4 bulan penanaman terakumulasi persentasi tumbuh sebanyak 100?n adanya peningkatan pertumbuhan tinggi, diameter hingga pertambahan cabang bahkan lebih pesat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan demplot yang ada di lahan mineral di Gunung Kidul, DIY Yogyakarta. Demplot seluas 5 hektar ini mengakomodir rancangan jarak tanam yang meliputi 1 x 1 M, 2 x 1 M dan 3 x 1 M. Jika diamati, demplot yang berlokasi di sekeliling kebun sawit msyarakat ini bertipe gambut hemik hingga saprik. Kepala Balai Litbang Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) Kuok, Priyo Kusumedi, S.Hut., MP., yang berkunjung ke demplot tersebut, 19/2/2020, menyatakan bahwa keberadaan demplot kayu putih di lahan gambut, khususnya di Provinsi Riau ini sangat menginspirasi untuk dikembangkan di daerah lain yang memiliki tipologi lahan bergambut. "Paket IPTEK ini sangat memungkinkan untuk diadopsi sebagai program kerja di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kepau Jaya dengan ekosistem lahan gambut yang relatif sama. Sehingga upaya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan dan berdampak pada peningkatan ekonomi dapat menjadi kenyataan" tutur pria yang memulai karir sebagai peneliti ini. Senada dengan Priyo, Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian BP2TSTH Kuok, Agus Yanto, SH.,  menegaskan bahwa BP2TSTH Kuok mengapresiasi pembangunan demplot ini, sehingga menjadi referensi kegiatan pengembangan kelompok tani hutan yang dibina oleh BP2TSTH, khususnya divisi pengembangan hasil hutan bukan kayu. “Tahap awal pembangunan plot kayu putih ini nantinya akan dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman aren pada areal kelapa sawit yang telah diinokulasi dengan herbisida setahun yang lalu" jelasnya rinci. Menurut Agus yang turut serta mendampingi Kepala  BP2TSTH Kuok pada kunjungan kerja ke Demplot pengembangan kayu putih yang dikelola oleh B2P2BPTH Yogyakarta, melalui kegiatan ini keberadaan institusi Litbang dalam menerapkan hasil kajiannya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai teknologi yang tepat dan berdaya guna. Diinformasikan demplot kayu putih ini berlokasi di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Demplot ini ditanam pada bulan Nopember 2019 yang lalu dan benih berasal dari kebun benih klon. Sebagai catatan dari hasil diskusi dilapangan, teknis pengembangan kayu putih di lahan gambut tidak memerlukan teknik grafting dengan jenis gelam untuk mengantisipasi siklus hidrologi yang ada bahkan pesimis tetap akan terjadi penambahan riap tumbuh meski dimusim kemarau dengan penekanan kondisi gambut tidak mengalami pengeringan. BLI KLHK sendiri telah mempublikasikan dampak positif pengembangan kayu putih berbasis masyarakat sebagai pelaku usaha yang mana mampu menurunkan  konflik tenurial dalam penguasaan lahan untuk budidaya dan direkomendasikan sebagai salah satu alternatif mata pencaharian. Saat ini, kebutuhan akan minyak kayu putih dalam negeri tercatat sebanyak 3000 ton per tahunnya. Namun sangat disayangkan ketidakmampuan pemenuhan kebutuhan sehingga melakukan impor minyak ekaliptus sebagai subtitusi dan campuran substrat produksi minyak kayu putih komersial. Dengan demikian, pemanfaatan hasil kegiatan pemuliaan jenis kayu putih telah menguatkan pondasi dalam pencanangan program swasembada minyak kayu putih pada tahun 2024 disamping skema kolaboratif pelaku usaha dalam kegiatan ekstensifikasi areal perkebunan (ESR).(AAN)