Perdukunan Timbul Akibat Nalar Tak Dimiliki Masyarakat

Zaki Astofani
Zaki Astofani
Gemapos.ID (Jakarta) - Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur (Jatim) tidak mempersoalkan Festival Santet yang akan dilakukan Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu). Namun, acara ini hanya sekedar huburan saja dan pariwisata yang menunjukkan praktik sejarah kearifan lokal. "Jika acara tersebut mengarah kepada praktik kemusyrikan massal, maka ia meminta pemerintah dan kepolisian untuk mencegah hal tersebut," kata Wakil Sekretaris PWPM Jatim Zaki Astofani pada Sabtu (6/2/2021). Praktik tersebut berpotensi menyebabkan kegaduhan dan gangguan ketertiban umum. Sejarah praktik perdukunan di Indonesia biasa dikaitkan dengan praktik politik, medis, karir, dan masalah-masalah lain. Namun, di era modern ini, praktik-praktik tersebuh tereduksi karena terdapat nalar ilmiah Hal ini menjadi tantangan bagi ilmu pengetahuan dan agama. Perdunu merepresentasikan masih ada masyarakat yang kurang mempunyai nalar kritis yang mempercayakan nasib atau hal lainnya pada ramalan tidak rasional. "Para akademisi untuk membuat ilmu pengetahuan dapat dekat dan berbaur di masyarakat agar dapat menyelesaikan masalah-masalah krusial mereka," jelasnya.