Pengarsipan Buruh Migran Masih Wacana

wahyu susilo
wahyu susilo
Gemapos.ID (Jakarta) - Direktur Eksekutif Migran Care Wahyu Susilo menjelaskan terkait wacana sejarah buruh migran tidak ada di Indonesia, karena isunya masih kecil. Namun, isu tersebut makin kuat disuarakan dunia pada lima tahun terakhir yang memunculkan 'modern slavery'. “Arik juga yang menyadarkan saya untuk kembali ke sejarah. Saya 20 tahun bekerja untuk isu buruh migran," katanya dalam webinar ‘Riset Sejarah Di Era Digital: Tribute To Aryono’ pada Senin (21/9/2020). Arik merupakan sosok di belakang kehadiran display dan narasi sejarah di museum ruang Belanda isecara interaktif. Dia menceritakan tentang buruh migran yang dibawa pemerintah kolonial Belanda dari Pulau Jawa ke Suriname. Padahal, arsip dan data sejarah tentang latarbelakang buruh migran bisa jadi suntikan berarti bagi upaya-upaya advokasinya. Hal ini supaya tidak menjadi produk yang sama sekali tak bernilai, butuh upaya kreatif dalam penyajian. Dalam tajuk 'Tribute to Aryono', Wahyu melihat ketekunan Aryono untuk melihat dan melakukan pencarian arsip nasional sangat patut untuk diapresiasi. “Dulu kita mengalami kelangkaan bahan, kalau sekarang di era digital kita mengalami kelimpahan data dengan proses. Saya kira itu menjadi tantangan sejarah sekarang baik secara ilmuwan maupun ilmu sejarah untuk upaya-upaya advokasi sejarah.” ujarnya. Dia menyatakan tantangan sejarawan berupa apakah dengan data sedemikian yang ada  banyak bisa dikelola semakin berkualitas atau justru sebaliknya tidak memiliki nilai sema sekali. (m1)   .